Citizen Journalism

Hal Menarik yang Tak Boleh Dilewatkan Dalam Drama Pendaftaran Capres Cawapres Pilpres 2019

Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M. Hafiz Ona Hadi Putra

Oleh M. Hafiz Ona Hadi Putra (Mensospol BEM UR)

DUA pasangan calon presiden dan wakil presiden resmi mendaftarkan diri ke KPU untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Pada Jumat 10 Agustus 2018 sang Petahana Presiden Joko Widodo-KH Ma’aruf Amin dan sang penantang tunggal Prabowo Subianto-Sandiaga Uno resmi mendaftar ke PKU. 

Banyak hal menarik yang tidak boleh dilewatkan hingga hari terakhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU. 

Secara umum saat ini memang masyarakat bisa dikatakan melek politik karena masifnya gerakan #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi yang digaungkan oleh lintas profesi, ada pendakwah, politisi, musisi, aktris, dll.

Kemudian para Ulama yang berkumpul membuat sebuah keputusan yang dinamakan Ijtima’ Ulama yang dikomandoi oleh Habib Rizieq Shihab dengan merekomendasikan nama Prabowo Subianto sebagai Capres dan pada Cawapres muncul dua nama yaitu Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Kondang Abdul Somad.

Tak hanya sampai disitu sang Petahana juga memiliki beberapa daftar nama yang akan mendampingi beliau dalam kontestasi politik Pilpres tahun 2019 ini, nama yang bermunculan antara lain Cak Imin, Mahfud MD, Budi Gunawan, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Romahurmuzy, Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Tuan Guru Bajang dan KH Ma’ruf Amin.

Sehingga setiap elemen masyarakat sudah menentukan atau sudah mulai menentukan akan memilih siapa pada 2019 nantinya, apakah sang Petahana yang melanggengkan jabatannya atau sang Penantang.

Mengetahui hal tersebut, sang Petahana bersama Partai pengusung (PDIP, Nasdem, hanura, PSI, PKB, PPP, Golkar, Perindo dan PKPI) mulai tergiring dengan strategi yang digunakan oleh pesaing dan melirik Ulama senior yang juga merupakan Ketua MUI KH Ma’aruf Amin untuk dapat mengamankan suara umat Islam.

Sebelumnya santer beredar jika Jokowi memilih Mahfud MD untuk menjadi cawapresnya. Bahkan sudah sampai mengukur pakaian untuk mendaftar sebagai Cawapresnya Jokowi, tetapi tidak lama setelah berita tersebut muncul, Presiden Jokowi mendeklarasikan bahwa dia akan maju sebagai Capres dan Cawapresnya pada Pilpres 2019 dengan KH Ma’aruf Amin.

Jokowi yang menggandeng Ulama gaek tersebut mendapat respon yang beragam mulai dari Jokowi takut kehilangan suara umat Islam karena berita yang berhembus bahwa Prabowo akan berpasangan dengan Ulama sehingga Jokowi yang tergiring opininya dalam menentukan nama Cawapresnya, Jokowi yang dekat dengan ulama, dan lain-lain.

Dari kubu Prabowo, hasil ijtima’ Ulama rupanya tidak berjalan mudah dikarenakan dua Cawapres enggan untuk maju dan lebih mengutamakan nama lainnya dibandingkan namanya sendiri, sehingga Para Ulama kembali melakukan Ijtima’ kembali terkait siapa yang akan menjadi cawapresnya Prabowo.

Tidak lama setelah itu Prabowo atas segala pertimbangan bersama partai koalisinya (Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN) pun mendeklarasikan nama Cawapresnya yaitu Wakil Gubernur DKI jakarta Sandiaga Uno.

Semua terkejut ketika nama-nama yang menghiasi media dalam sepekan belakangan ini bahwa cawapres Prabowo dari kalangan ulama tetapi yang ditunjuk ternyata Sandiaga Uno.

Statement yang dikeluarkan oleh Prabowo ketika ditanyakan kenapa tidak dari Ulama Cawapresnya, Beliau menjawab “Bisa saja mengambil pendamping Ulama, tapi saya tau disana sudah ada Ayahanda Ma’aruf Amin. Jadi lebih baik saya tidak maju jika umat islam harus terbelah, bukan saya tidak menghormati ijtima’ tapi saya ingin Indonesia satu”.

Halaman
12

Berita Terkini