"Nenek Moyang kita dulu menjadikan air tebu ini jadi manisan (makanan dan minuman)," ujar Sukirman. Seiring perkembangan zaman, masyarakat tempatan beralih ke manisan yang sudah banyak dijual diwarung-warung. Ditambah mesin penggiling tebu juga sudah banyak.
Sukirman mengatakan, konon, Gelek Tobu tempat kawula muda mencari jodoh.
Cinta bisa bersemi saat sama-sama menggelinding kayu penggiling pada acara-acara besar di kampung.
"Itu cerita dulu orang-orang tua kita," katanya. (*)