Perjalanan Dakwah UAS ke Talang Mamak

Warga Talang Mamak Gembira Sambut Kedatangan Ustaz Abdul Somad Sang Pembawa Suluh Sinang

Penulis: Bynton Simanungkalit
Editor: harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Abdul Somad duduk bersama rombongannya di depan tenda di lokasi Camping Ground Rantau Langsat, Kamis (30/8/2018), dan akan menginap di dalam tenda.

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Binton Simanungkalit

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mendung di langit sore di atas Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) menyambut kedatangan Tribun di Dusun Lemang, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) pada Kamis (30/8/2018).

Menempuh jalan puluhan kilometer dari Kelurahan Pematang Rebah, Kecamatan Rengat Barat, menuju desa itu membuat pegal di bagian pinggang akibat hampir dua setengah jam duduk di atas sepeda motor dan melalui jalan kuning berbatu-batu dan berlubang.

Namun rasa lelah itu tak berarti apa-apa, saat jiwa berbaur bersama suasana tenang di tepi hutan alami yang masih terjaga keasriannya.

Baca: 5 Jam Naik Mobil 7 Jam Naik Sampan. Ini Dia Perjuangan Ustaz Abdul Somad Menuju Talang Mamak

Baca: Live Streaming Indosiar Closing Ceremony Asian Games 2018 Ada Artis K-Pop Super Junior dan iKon

Baca: Kisah Amar Sang Penakluk King Kobra, Pernah Digigit Ular Gadung Luwuk Hingga Muntah Darah

Menyusuri jalan kuning sampai ke tepi Sungai, Tribun bertemu dengan dua orang yang sudah tak asing wajahnya bagi warga setempat, yakni Syafarudin alias Tatung dan M Nasir.

Tatung adalah pelopor pendidikan di Desa tersebut dan juga seniman gambus.

Sementara Nasir adalah mantan Kepala Desa (Kades) Rantau Langsat, dan juga Ketua Kelompok Sadar Wisata Rantau Salo.

Sore itu, kedua bapak tua itu tampak sibuk mempersiapkan lokasi Camping Ground yang akan menjadi tempat menginap Ustaz Abdul Somad dan rombongannya.

Hari itu adalah hari yang spesial bagi warga Desa Rantau Langsat, karena ulama yang selama ini rutin mengunjungi mereka setiap enam bulan sekali selama tiga tahun belakangan ini, kembali berkunjung ke desa mereka.

Ustaz Abdul Somad yang mereka kenal selama ini karena perhatian dan kepeduliannya terhadap anak-anak Suku Talang Mamak.

Sedikit informasi tentang Desa Rantau Langsat, merupakan desa yang sebagian wilayahnya masuk ke TNBT.

Mayoritas penduduknya adalah Suku Talang Mamak dan Suku Melayu Tua.

Desa Rantau Langsat juga menjadi salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Inhu, karena memiliki objek wisata selain Camping Ground diantaranya keindahan alam sepanjang aliran sungai, hutan dan tebing-tebing di desa itu yang menjadi daya tarik sendiri bagi desa itu.

Tahun ini Desa Rantau Langsat resmi memiliki Pondok Pesantren Bustan Al Hikam atau bisa juga disebut Pondok Pesantren Lemang.

Nama Bustan Al Hikam itu sama artinya dengan taman ilmu sedangkan Lemang adalah nama dusun di Desa Rantau Langsat.

Pondok Pesantren Bustan Al Hikam adalah wujud nyata perjuangan sekelompok orang yang tergabung dalam Yayasan Muara dan beberapa orang tokoh masyarakat Desa Rantau Langsat.

Namun di balik pembangunannya, ada sosok Ustaz Abdul Somad yang banyak memberikan perhatian serta kontribusinya.

Bahkan semenjak tahun 2016, Ustaz Abdul Somad sudah masuk ke desa tersebut untuk melihat langsung kehidupan suku asli di sana.

Ia mengarungi sungai selama satu hari perjalanan, menyinggahi dari dusun ke dusun yang berada di sepanjang sungai, mengetuk setiap rumah warga hanya untuk mengetahui persoalan hidup dan keinginan masyarakat di sana.

Tokoh masyarakat Desa Rantau Langsat, Syafarudin dan M Nasir bercerita tentang kedatangan Ustaz Abdul Somad ke Desa Rantau Langsat yang pertama kali sangatlah biasa.

Tidak ada penyambutan seperti yang mereka lakukan saat ini, tidak ada nyiur yang melengkung di ujung jalan, dan juga tidak pakai spanduk ucapan selamat datang.

Tatung bercerita pada saat itu ia sempat berjalan menyusuri belantara hutan TNBT menemani Ustaz Abdul Somad berkunjung ke sekolah marjinal untuk anak-anak Suku Talang Mamak yang berada di dalam areal TNBT.

Meski berjalan berdampingan, Tatung mengaku tidak kenal dengan Ustaz Abdul Somad.

"Saya tidak kenal siapa Pak Ustaz Abdul Somad, saya tahunya dia itu dosen dan seorang ulama itu setelah dia pulang dari cerita orang-orang," ucap Tatung.

Bahkan Nasir yang sempat satu perahu dengan Ustaz Abdul Somad mengetahui nama Abdul Somad dari cerita rombongan yang ikut bersama dengannya saat menepi ketika hendak menyantap makan siang.

Namun kedua tokoh itu terpesona setelah melihat langsung cara Ustaz Abdul Somad mendatangai Suku Talang Mamak.

Menurut mereka, selama Suku Talang Mamak berdiam di TNBT tidak satupun ulama yang datang khusus untuk melakukan syiar keagamaan dan juga mengembangkan segala aspek kehidupan suku Talang Mamak, khususunya masa depan anak-anak Suku Talang Mamak.

Kalaupun datang hanyalah untuk memenuhi undangan ceramah pada acara-acara tertentu.

Saat ditanya lebih lanjut soal sosok Ustaz Abdul Somad, Tatung dan Nasir kompak menjawab bahwa Ustaz Abdul Somad adalah sosok yang sederhana dalam berpenampilan dan bersikap.

Oleh karena kesederhanaan Ustaz Abdul Somad dan sifat terbuka masyarakat di Desa Rantau Langsat terhadap orang luar, mereka bersedia memberikan bantuan bagi Ustaz Abdul Somad dan rombongannya.

"Waktu itu niat saya hanya mau menolong," kata Nasir.

Selain itu, Ustaz Abdul Somad dianggap sebagai orang yang pendiam.

Karena selama perjalanan, Ustaz Abdul Somad tidak pernah bercerita soal hal apa yang dicarinya di Suku Talang Mamak kepada Tatung maupun Nasir.

Saat ditanya, soal kabar pengusungan Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil Presiden RI, Tatung dan Nasir mengaku hanya tahu dari berita dari televisi.

Sontak Tatung bingung saat mendengar kabar itu, satu sisi ia mengaku kecewa karena Ustaz Abdul Somad tidak jadi Cawapres.

Namun sisi hatinya yang lain Tatung mengaku senang Ustaz Abdul Somad tetap menjadi ulama seperti yang ia kenal saat ini.

"Kami saat itu terkejut mendengar nama Ustaz Abdul Somad diberitakan jadi Cawapres," kata Tatung.

Tig tahun berlalu setelah kedatangannya pertama kali, Ustaz Abdul Somad kembali datang ke desa tersebut.

Namun kali ini semua tentang Ustaz Abdul Somad sudah berbeda semenjak dua tahun lalu.

Ustaz Abdul Somad disebut Tatung sebagai pembawa Suluh Sinang.

"Kalau suluh itu adalah penerang, namun kalau suluh sinang itu adalah suluh yang cahanya ditinggikan, jadi semuanya menjadi lebih terang," dirinya menerangkan maksud penyematan gelar itu. Padahal Tatung juga ikut berperan selama ini untuk membangkitkan motivasi anak-anak Suku Talang Mamak agar mau bersekolah, namun ia lupa menyematkan gelar untuknya.

Sore itu berlalu, semua persiapan sudah dilakukan untuk menyambut kedatangan sang pembawa suluh sinang.

Tidak hanya Tatung dan Nasir serta rekan-rekan dari Yayasan Muara yang sibuk, namun ibu-ibu di kampung itu juga sibuk mempersiapkan lemang untuk disantap Ustaz Abdul Somad dan rombongannya setelah memberikan tausiah pada Kamis (31/8) malam.

Sekira pukul 19.00 Wib Ustaz Abdul Somad beserta rombongan tiba di Desa Rantau Langsat. Semua suluh di tepi jalan pun dinyalakan.

Ustaz Abdul Somad juga masih jelas mengingat momen kedatangannya pertama kali tiga tahun lalu.

"Saat itu mereka tidak perduli dengan kita, tidak ada respon," tegasnya.

Ustaz Abdul Somad mengaku saat itu, sisi kemanusiaannya muncul.

"Waktu itu sebagai manusia muncul juga ego kita, mengapa tidak disambut, karena kita biasanya ke mana-mana ditelepon bolak-balik, namun disitu kita sadar kita bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa. Di situlah kita mengingat bagaimana ulama dulu pertama kali datang dipukul ombak, dihempas gelombang, uh rasanya saya belum berbuat apa-apa, yang kita lakukan ini gak ada apa-apanya," ujar Ustaz Abdul Somad. Dirinya melanjutkan andaikan dulu tidak ada ulama yang datang ke Nusantara ini, tentu masih banyak orang yang mengembang pokok kayu dan batu.

"Hari ini kita Alhamdulillah, kawan-kawan pakai kendaraan. Jauh kali dengan yang dulu, dulu kami menunggu di Masjid satu jam baru orang datang satu-satu," katanya. Ustaz Abdul Somad juga mengapresiasi penyambutannya kali ini. "Semalam meriah sekali, ada kata sambutan kami makan seadanya, jadi banyak perkembangan dalam tiga tahun ini," katanya.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan dirinya punya rencana besar ke depan untuk anak-anak Suku Talang Mamak.

Hal ini akan diwujudkan melalui program Yayasan Muara. (bersambung)

Berita Terkini