TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Rupiah hari ini menguat tipis 0,06% ke level Rp 14.925 per dollar AS, Rabu (5/9/2018) pagi.
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Bloomberg di pasar spot, rupiah menguat tipis dari perdagangan sehari sebelumnya yang ditutup di level Rp 14.935 per dollar AS, terlemah sejak 1998.
Namun diprediksi, penguatan itu tidak akan berlanjut hingga penutupan perdagangan hari ini.
Baca: Pemicu Cekcok Guru SD di Indragiri Hulu hingga Tewas Dibacok Penjaga Kafe
Baca: Bupati Ini Bocorkan 3 Syarat Undang Ustaz Abdul Somad Ceramah, Tak Ada Soal Honor
Baca: Dollar Hari Ini - Rupiah Melemah, Tembus Rp 15.029 per Dollar di Mesin Pencarian Google
Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo, mengatakan, saat ini pemerintah terus melakukan koordinasi di sektor fiskal dan moneter untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Menurutnya hal itu merupakan kunci utama untuk menstabilkan nilai tukar.
"Kunci (koordinasi) itu ada dua, di investasi yang harus meningkat dan ekspor yang harus meningkat juga," katanya di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Keduanya dinilai bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
"Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," tambah Presiden.
Bahkan untuk hal ini, dirinya telah memberikan target kepada para menterinya agar dalam satu tahun bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan.
Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk hal tersebut di antaranya penerapan B-20 yang sudah mulai berjalan per bulan ini.
Presiden berpendapat, hal ini bisa mengurangi impor minyak.
"Perkiraan kita bisa hemat US$ 5-6 miliar. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik," jelas dia.
Kedua, peningkatan muatan lokal (TKDN) di proyek-proyek pemerintah.
Bahkan, kata Presiden hal ini akan juga disampaikan kepada swasta agar lokal konten diperhatikan.
"Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan US$ 2-3 miliar," kata Presiden. (kontan.co.id)