Namun dirinya kembali dipanggil pegawai dan menyampaikan jika KK miliknya tak bisa selesai lantaran pejabat berwenang bernama Arifin tidak berada di tempat.
Hingga ia diminta datang Kamis (hari ini).
Mahliana kembali ke kantor Disdukcapil sekitar pukul 08.30 wib dengan menggunakan becak dari Sorek Dua dan tak sempat serapan.
Baca: Orang Albino di Afrika Jadi Buruan, Harga Potongan Tubuh Rp 29 Juta, Tubuh Utuh Rp 1,1 Miliar
Baca: Cara Mendapatkan Surat Akreditasi BAN PT untuk Persyaratan CPNS 2018
Setibanya di loket pelayanan, ia mempertanyakan perihal KK miliknya.
Pegawai perempuan yang di depan menyuruh dirinya ke loket di belakang, karena KK-nya ada disana.
Dengan menggendong anaknya yang kurang sehat, ia pergi ke loket yang dituju.
Setibanya di loket belakang, KK miliknya tak ada disitu dan ia kembali dioper ke depan.
Mahliana dioper bolak-balik hingga empat kali.
Merasa dirinya dipermainkan ditambah kondisi belum serapan serta anaknya sakit, emosinya memuncak dan iapun histeris.
Teriakan dan tangisannya mengundang perhatian semua pegawai dan masyarakat yang ada di gedung pelayanan.
Hingga dirinya dibawa keluar oleh pegawai dan digiring ke gedung lain.
Disitu ia ditenangkan dan diberikan serapan.
Tak berapa lama, seorang pegawai datang mengantarkan KK miliknya.
"Kenapa harus marah dulu baru dikasih KK saya. Kami orang susah, ngak ada uang untuk mengurus cepat. Saya kesini naik becak bkan naik mobil mewas," tukasnya.
Mahliana berharap pemerintah memperbaiki sistem pelayanan yang ada di kantor Disdukcapil Pelalawan.
Terutama etika para pegawai yang melayani di loket gedung pelayanan.
Agar masyarakat nyaman dan merasa puas atas pelayanan Disdukcapil.(*)