TRIBUNPEKANBARU.COM - Pembakaran rumah tahanan kelas IIB Donggala, Sulawesi Tengah dipicu tuntutan para narapidana.
Mereka meminta dibebaskan agar bisa bertemu dengan anggota keluarga mereka yang menjadi korban gempa besar yang terjadi di kota itu.
"Ricuh dipicu keinginan warga binaan dibebaskan untuk bertemu dengan keluarganya. Ada 100 narapidana dan tahanan diperkirakan kabur," ujar Kepala Rutan kelas IIB Donggala Saifuddin kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Sabtu (29/9/2018) malam.
Sebelum kejadian, ada 342 orang narapidana yang mendekam di rutan yang sebenarnya hanya bisa menampung 116 orang itu.
Saifuddin mengungkapkan sudah ada 100 personel anggota Brimob dikerahkan dari Polda Sulawesi Tengah untuk mengendalikan keadaan.
Selain itu, baru 1 unit mobil pemadam kebakaran yang tiba di lokasi.
Baca: Unggah Foto Pasca Tsunami di Sulteng di Instagram, Mantan Pemain Juventus Sampaikan Keprihatinan
Baca: UPDATE: Korban Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala, 410 Jenazah Dievakuasi, Teridentifikasi 97 Orang
Kurangnya mobil pemadam kebakaran ini membuat upaya pemadaman sulit dilakukan sehingga api terus membumbung tinggi hingga menghabiskan ruang terdepan dari gedung utama.
Api yang sudah membesar itu berhasil menghanguskan sebagian besar area rutan.
Baca: Hasil Perempat Final Jepang Vs Oman Akan Jumpa Hasil Indonesia vs Australia di Semifinal AFC U-16
Baca: Live Streaming Barcelona vs Athletic Bilbao, Ini Susunan Pemain, Tak Ada Lionel Messi?
Akibatnya, rutan tak lagi bisa menampung para tahanan yang masih berada di rutan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bakar Rutan, Ratusan Napi Ingin Bertemu Keluarga Pasca Gempa di Donggala"