Advertorial

Sedot 69 Ribu Wisatawan, Bakar Tongkang Event Pariwisata Unggulan Riau

Editor: harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan warga Tionghoa mengangkat tongkang (kapal) menuju vihara Ing Hok King di kota Bagan Siapiapi, kabupaten Rokan Hilir

EVENT pariwisata unggulan di Rokan Hilir dan Provinsi Riau, Bakar Tongkang terus mendapat perhatian dari wisatawan lokal dan mancanegara.

Dari tahun ke tahun pengunjung event pariwisata nasional ini terus meningkat.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman mengatakan sebanyak 69.000 wisatawan mengunjungi Festival Bakar Tongkang tahun 2018 di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir.

"Dari data yang dikumpulkan oleh jajaran panitia festival Bakar Tongkang 2018, bersama pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, data pengunjung yang terkumpul sementara sebanyak 69 ribu wisatawan. Terdiri dari 40 ribu orang wisatawan nusantara dan 29 ribu orang wisatawan mancanegara," kata Fahmizal Usman.

Dia menyebutkan, data ini dihitung berdasarkan dari jumlah kamar hotel dan jalur pintu masuk transportasi.

Pada tahun 2017 lalu, event ini telah mendatangkan 52 ribu pengunjung. Berarti terjadi peningkatan sekitar 30 persen.

Setiap tahunnya ritual ini mampu menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok Daratan.

Kini event tahunan ini gencar dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai sumber pariwisata.

Bahkan masuk kalender event pariwisata nasional.

Sejarah lisan ritual Bakar Tongkang diawali pada abad 19.

Ketika itu sekitar 18 orang Tiongkok bermigrasi ke Pulau Sumatera.

Mereka berlayar menggunakan tiga kapal kayu yang disebut wangkang atau tongkang.

Di tengah pelayaran, badai menghantam dua tongkang.

Sedangkan tongkang yang selamat, akhirnya sampai di Bagan Siapiapi yang pada saat itu masih berupa hutan belantara.

Di dalam tongkang yang selamat tersebut, terdapat patung dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong.

Satu abad setelah pendaratan di Bagan Siapiapi, warga Tionghoa di Kabupaten Rokan Hilir menggelar ritual Bakar Tongkang atau yang disebut Sio Ong Cuan.

Dalam pelaksanaannya, sebuah kapal replika dibuat lalu diinapkan di Kelenteng Eng Hok King, tempat ibadah tertua umat Konghucu yang terletak di tengah kota untuk selanjutnya dibakar.

Hal itu untuk mengenang para leluhur dalam menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur terhadap dewa Kie Ong Ya.

Kini setiap tahun diadakan Ritual Bakar Tongkang atau Go Cap Lak.

Go berarti bulan kelima dan Cap Lak berarti tanggal enam belas, perayaan Go Cap Lak jatuh pada tanggal 16 bulan kelima lunar (kalender masyarakat Tionghoa) setiap tahunnya.

Tahun ini puncak bakar tongkang berlangsung pada 30 Juni 2018.

Untuk menyaksikan ritual Bakar Tongkang ke Bagansiapiapi Rokan Hilir, peminat dapat menempuh perjalanan sekira 4-5 jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru. (adv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Terkini