Laporan wartawan tribunpekanbaru.com Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pengacara kondang yang juga Caleg DPR RI dari Riau Kapitra Ampera melihat sikap partai Demokrat yang terus ingin campuri urusan hukum perusakan atribut partai merupakan upaya untuk terus cari panggung di Riau.
Ini terlihat menurut Kapitra Ampera dengan sikap Demokrat yang terus memelihara isu tersebut dengan upaya memanfaatkan momen, sebelumnya sempat ingin cabut laporan di Kepolisian karena merasa pelaku hanya jadi korban karena tidak dilanjutkan penyidikan kepada otak pelaku perusakan.
Kemudian setelah masuk tahap II di Kejaksaan Negeri (Kejari) Demokrat kembali mengeluarkan pernyataan akan memberi pendampingan hukum untuk mengungkap otak pelaku. Artinya Demokrat merasa penyidikan dari kepolisian tidak bisa dipercaya karena mereka menganggap masih ada otak pelaku yang belum diungkap.
"Demokrat kehilangan panggung untuk eksistensi. Sehingga yang bukan kewenangannya (penegakan hukum) dia mencoba intervensi,"ujar Kapitra Ampera kepada Tribun Jumat (18/1).
BACA JUGA:
Dituduh Kapitra Ampera Cari Panggung di Kasus Perusakan Atribut, Ini Jawaban Demokrat
Pimpinan Dewan Tak Hadir Hingga Rapat di Kantor DPRD Riau Batal, Suhardiman: Konyol Sekali
Ketua Demokrat Riau Masih Punya Niat Cabut Laporan Atas Tersangka HS
DPD Demokrat Riau akan Berikan Bantuan Hukum Bagi Tersangka Perusak Atribut
Daihatsu Indonesia Masters 2019 Dimulai Besok, Perang Saudara Anthony Ginting di Babak Pertama
Menurut Kapitra Demokrat tidak perlu harus mengambil alih fungsi penegakan hukum yang dijalankan pihak kepolisian, karena polisi punya SOP dalam penegakan hukum sesuai dalam UU.
"Padahal Dipihak dia juga ada dua tersangka yang sudah ditetapkan. Kalau kita juga tidak puas bisa saja, karena tahu mereka adalah suruhan juga, "ujar Kapitra Ampera.
Kapitra juga melihat ketidak konsistenan ini juga ditengarai karena tujuan utama dari partai Demokrat dalam kasus ini sendiri hanya untuk mengejar panggung yang susah mulai hilang.
" Kenapa tidak ada konsisten karena mereka hanya memanfaatkan dan mengejar panggung, jadi hal yang biasa peristiwa kecil dijadikan besar bagi orang kecil, dan peristiwa besar dibuat kecil bagi orang yang besar, "ujar Kapitra menyinggung Demokrat.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
Dua Pria Tewas Terbakar dengan Kaki dan Tangan Terikat, Pelaku Dendam karena Pernah Disantet
Tiga Pemain Asing Tak Bisa Turun, Ini Prakiraan Formasi Persija di Liga Champions Asia 2019
Transfer Liga 1 2019: Pelatih Baru PSM Makasar Bergabung Tanggal 28 Januari, Ini Dia 2 Kandidatnya
Karyawati Hanyut Setelah Mobil Terperosok ke Banjir Kanal Padang, Hingga Senin Siang Belum Ketemu
Saat ini lanjut Kapitra proses hukum perusakan bendera Demokrat memasuki tahap II dan proses penyidikan sudah selesai di Kepolisian, artinya tugas untuk penyidikan tidak ada lagi.
" Kalau katanya mau diberi pendampingan hukum ya silahkan saja. Saya melihat biasalah untuk dijadikan mainan sama mereka, "ujarnya.
Kapitra juga meminta kepada masyarakat untuk tidak memilih partai yang kerjanya mencari panggung dan selalu mengharap belas kasihan."Nggak usah pilih partai itu, mengharap belas kasihan terus," ujar Kapitra.
Sedangkan untuk dua tersangka pelaku perusakan atribut PDIP, Kapitra menyebutkan sebagai partai yang patuh terhadap hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum berlaku.
"Sudah ada tersangka dua orang juga. Kita percaya pada penyidikan polisi dan tidak mau intervensi, "jelas Ampera.