Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Fernando Sikumbang
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU- Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pekan ketiga Januari 2019 terus bertambah. Pada pekan ketiga awal tahun ini ada tujuh pasien DBD.
Sedangkan pada pekan pertama dan kedua Januari 2019 masing-masing dua orang. Saat ini jumlah pasien DBD yang dapat perawatan medis mencapai sebelas pasien.
"Ada tren peningkatan kasus DBD. Kondisi ini lantaran memasuki musim pancaroba atau peralihan," jelas Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (24/1/2019).
Menurutnya, kebanyakan yang jadi pasien DBD yakni remaja usia 15 hingga 19 tahun.
Ada tujuh pasien remaja yang sudah mendapat perawatan. Sedangkan empat pasien lainnya sudah dewasa.
Baca: Dua Korban Meninggal Dunia, Kasus DBD di Kota Pekanbaru Tahun 2018 Tercatat 358 Kasus
Baca: Sebanyak 228 Anak di Pekanbaru Dirawat Karena DBD, Di Periode Januari - Pertengahan Desember 2018
Pasien terbanyak ada di Kecamatan Sukajadi yakni tiga pasien. Lalu dua pasien masing-masing di Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Tampan.
Kemudian masing-masing satu pasien di Kecamatan Sail, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Rumbai Pesisir.
"Kami imbau masyarakat untuk waspadai DBD. Sebab saat ini sudah masuk musim peralihan hujan dan panas," paparnya.
Indra menyebut pihak dinas sudah melakukan proses fogging di sejumlah lokasi. Mereka sudah melakukan pengasapan di Payung Sekaki dan Sukajadi. "Kami juga lakukan fogging di Puskesmas Garuda, Marpoyan untuk antisipasi penyebaran DBD," terangnya.
Baca: Kasus DBD di Pekanbaru Sempat Tinggi Selama Dua Minggu
Baca: Hingga Pertengahan Desember 2018, Dua Warga Pekanbaru Meninggal Akibat DBD
Baca: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Ajak Masyarakat Waspadai DBD di Musim Penghujan
Masyarakat juga mesti mewaspadai lingkungan di sekitarnya. Sebab rawan terdapat genangan air. Genangan air memicu pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.
Indra juga imbau masyarakat menerapkan 3M yakni menguras penampungan air, menguburkan barang bekas dan menutup penampungan.
"Waspadai adanya air menggenang saat hujan, bisa saja menjadi tempat berkembangkangnya nyamuk Aedes," pesannya.(*)