Karena secara geografis jarak tempuh kabupaten lain lebih dekat ke Pekanbaru.
"Kalau JCH kami ke Pekanbaru ada transit 2 kali. Sedangkan kalau ke Batam langsung sampai. Kami mempertimbangkan efisiensi waktu dan anggaran, hanya itu saja. Termasuk fisik jemaah. Apalagi usianya rata-rata diatas 50 tahun. Jumlah JCH dari Meranti yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini di atas 100," katanya.
Asisten I Setda Provinsi Riau, Ahmad Syah Harrofie mengaku belum mengetahui secara pasti terkait surat Pemkab Meranti ke Kemenag itu.
Sebab sebelumnya pihaknya sudah memastikan seluruh bupati dan walikota di Riau mendukung keberadaan embarkasi haji antara.
"Seluruh kabupaten dan kota, artinya ada 12 kepala daerah di Provinsi Riau menyatakan setuju dan mendukung adanya embarkasi haji antara di Riau. Bentuk dukungan itu dibuktikan dengan masing-masing kepala daerah, membubuhkan tanda tangannya," katanya.
Ahmad Syah memperlihatkan langsung foto dokumen pernyataan kesiapan serta dukungan embarkasi haji antara Riau untuk tahun 2019 dari ponselnya.
Disitu Bupati Meranti, Irwan Nasir juga ikut membubuhkan tanda tangan dukungan.
"Soal keberangkatan itu terserah dia (Pemkab Meranti). Tapi mereka ka sudah teken dukungan. Jadi kalau ada satu bupati saja tidak setuju, embarkasi antara itu bisa bubar,” katanya.
Apa yang dialami Kabupaten Meranti itu menurut dia persoalan teknis.
“Sementara untuk dukungan ini kan untuk kepentingan 12 kabupaten/kota. Jangan sampai ada 1 kabupaten kota mengorbankan 11 kabupaten kota," ujarnya. (*)