TRIBUNPEKANBARU.COM- Shamima Begum (19) saat ini sedang mengandung anaknya yang ketiga.
Ia hanya ingin pulang ke pangkuan orangtuanya setelah bergabung dengan ISIS.
Kini ia tinggal di sebuah kamp pengungsi di wilayah utara Suriah setelah dua pekan lalu meninggalkan pertahanan ISIS.
Meski ia mengakui tidak menyesali bergabung dengan ISIS namun Shamima ingin melahirkan anaknya yang ketiga bisa ditanggung oleh negaranya di Inggris.
Baca: Begini Sosok Almarhum Khairunnas Afrizal di Mata Mantan Pemain PSPS Riau
Baca: Sepeda Motornya Mati Mesin, Pria di Pelalawan Ini Tewas Jadi Korban Tabrak Lari
Baca: Video: Streaming Juventus Vs Frosinone, LIve Beinsport 3, Target Menang Juve di Kandang
Baca: Jenazah Khairunnas Afrizal Mantan Pemain PSPS Dikebumikan Satu Liang Dengan Istri dan Anaknya
Apadaya, pemerintah Inggris mengizinkan Shamima pulang ke negaranya, namun negara tidak akan membantu proses melahirkan shamima.
Masalah lainnya, rakyat Inggris ada yang menolak kehadiran Shamima karena dianggap sudah terpengaruh paham radikal.
Keluarga Shamima amat memahami perasaan rakyat Inggris. Shamima yang kini mengandung anak ketiganya,
Saudara ipar Shamima, Mohammed Rehman menceritakan, bagaimana ibu Shamima menangis setelah berbicara dengan putrinya lewat telepom.
Rehman menambahkan, keluarga Shamima juga memahami kemarahan warga Inggris sehingga tak menginginkan remaja itu pulang.
"Keluarga sudah berbicara degan Shamima dan pembicaraan itu amat emosional. Ada gabungan antara kelegaan dan kesedihan," kata Rehman.
"Kami gembira dia masih hidup tetapi sedih karena kondisi saat ini. Dia kehilangan dua anaknya dan melalui masa sulit ini sendirian," tambah dia.
Baca: Update Persib Bandung: Pemain Persib Ini Akan Berikan yang Spesial bagi Bobotoh saat Lawan Arema
Baca: Modus Licik Nenek ML Selundupkan Sabu Pada Tahanan Sel PN Tembilahan, Pakai Handphone
Rehman menambahkan, pihak keluarga amat memahami mengapa sebagian rakyat Inggris menentang keinginan Shamima untuk pulang.
"Apa yang dia lakukan memang tak mencerminkan Islam yang sesungguhnya. Namun, dia baru 15 tahun waktu pergi ke Suriah. Kami memohon pengertian dan belas kasihan atas namanya," ujar Rehman.
Shamima adalah satu-satunya yang selamat dari tiga gadis asal Bethnal Green, London yang berangkat ke Suriah.
Dua anak Shamima meninggal dunia karena malnutrisi dan penyakit sebelum berusia satu tahun di saat kekalifahan ISIS mulai runtuh. Shamima mengklaim dia hidup normal di kota Raqqa yang didaulat sebagai ibu kota ISIS.