KISAH Pasukan Kopassus Tangkap Dukun PKI yang Kebal Senjata Api, Mbah Suro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Kopassus mengikuti apel siaga menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014). Apel gabungan ini melibatkan 2.400 personel dari tiga angkatan di TNI dan Polri untuk pengamanan acara pelantikan 20 Oktober mendatang.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Buntut dari pembunuhan sejumlah jenderal oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah dilakukannya operasi penumpasan PKI secara besar-besaran.

Ketika itu Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sempat menghadapi simpatisan PKI yang dikenal kebal senjata.

Berhadapan dengan orang-orang membuat Kopassus menggunakan cara kekerasan.

Kisah ini dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto.

Berkobarnya tragedi G30S/PKI yang menculik para jenderal pada 30 September 1965, memang berbuntut panjang.

Satu di antaranya adalah perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.

Perburuan, dan penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang diduga sebagai basis PKI.

Baca: Jokowi Gerah Dianggap Antek Asing dan PKI, Sebut Isu Miring Itu Model Teori Propaganda ala Rusia 

Baca: MENGINTIP PERJUANGAN KOPASSUS Hadapi KKB: Bebaskan 26 Orang yang Disandera 130 Hari di Papua

Baca: VIDEO SIARAN LANGSUNG Barcelona vs Liverpool di RCTI: Berikut Susunan Pemain

Baca: VIDEO ZODIAK Hari Ini Kamis (2/5/2019): Gemini Dituntut Tegas, Virgo Diramalkan Punya Banyak Ide

Saat itu pada 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi. Tepatnya, di Desa Ninggil.

Nama asli Mbah Suro adalah Mulyono Surodihadjo.

Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.

Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.

Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal, hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.

Pergantian nama baru menjadi Mbah Suro juga diikuti dengan perubahan penampilannya.

Baca: Bercinta dalam Air? Sekali Coba Bikin Ketagihan! Yuk Intip Caranya

Baca: LIVE RCTI Barcelona vs Liverpool (VIDEO): Dua Pemain Mahal Ini Pusingkan Messi cs

Salah satunya adalah memelihara kumis tebal, dan rambut panjang.

Mbah Suro melakukan berbagai kegiatan yang berbau klenik, dan menyebarkan kepercayaan Djawa Dipa.

Mbah Suro juga sering memberi jampi-jampi atau mantera dan air kekebalan kepada para muridnya.

Banyak pengikutnya yang percaya, diri mereka telah menjadi kebal terhadap senjata tajam, dan senjata api.

Halaman
1234

Berita Terkini