Sembilan KHALIFAH Menjaga Tapi Bukan KHILAFAH, Surau Tua di Sijunjung Menyimpan Ratusan NASKAH KUNO
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sembilan khalifah menjaga tapi bukan khilafah, namun sebuah Surau Tua di Sijunjung Sumatera Barat yang menyimpan ratusan naskah kuno.
Nama surau yang menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Tanah Lansek Manih itu adalah Surau Tinggi Calau, dan sudah menjadi Situs Cagar Budaya dan di sana ada makam Syekh Abdul Wahab.
Surau Tinggi Calau yang berada di Jorong Subarang Sukam, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat ini setiap tahun dikunjungi puluhan ribu orang untuk beribadah di surau ini.
Baca: SURAU TUA AL IRHAASH di Pekanbaru, Saksi BISU Perjuangan LASKAR FISABILILLAH Masa Penjajahan Belanda
Baca: Ada MASJID Tanpa KUBAH di Pekanbaru, MEGAH dan Suasananya Serasa Berbuka di Timur Tengah, Namanya?
Baca: MASJID di Pekanbaru Ini Datangkan QORI TERBAIK di Riau untuk IMAM, Manjakan Jamaah Selama Ramadhan
Baca: BERKUDA dalam Menunggu BERBUKA di Masjid Al Falah Pekanbaru, Ada 500 Pack MOREH Bagi Jemaah TARAWIH
Dikutip dari Tribunpadang.com, Makam Syekh Abdul Wahab merupakan tujuan utama wisata reliji di kompleks Kampung Calau Jorong Subarang Sukam, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Selain makam Syekh Abdul Wahab, di sana juga terdapat surau yang menyimpan sejarah.
Memasuki gerbang berjalan kurang lebih 10 meter ke arah selatan terlihat papan nama bertuliskan “Situs Cagar Budaya Surau Tinggi Calau”.
Di belakang papan nama akan terlihat sebuah bangunan berbentuk rumah gadang memiliki atap bergonjong enam.
Empat gonjong pada bangunan utama, satu gonjong pada mihrab, dan satu gonjong pada beranda (serambi).
Paduan warna biru, putih, dan coklat melapisi dinding yang terbuat dari kayu.
Atapnya berbentuk limas atau beratap kubah.
Masyarakat menyebut Surau Tinggi Calau.
Bangunan Surau Tinggi Calau memang berbeda dari surau atau masjid pada umumnya.
Bentuk bangunan ditinggikan dari tanah sekitar satu meter.
Baca: HASIL Real Count Pilpres 2019 KPU 9 MEI Pukul 16.00 WIB, Suara BALI Masuk 100 PERSEN Jokowi MENANG
Baca: JOKOWI Sebut CIRI-CIRI Daerah Calon Ibukota Negara Indonesia di Kalimantan Timur, Dilewati Jalan Tol
Baca: PRABOWO Kalah Telak di BALI, Hanya Raih 212.577 Suara, HASIL Real Count Pilpres 2019 Pukul 17.00 WIB
Ada kolong di bawah Surau Tinggi Calau.
Kolong tersebut tidak sepenuhnya terngaga.
Kolong ditutup menggunakan kayu yang disusun secara vertikal.
Bangunan ini memiliki tujuh jendela yang tersebar pada keempat sisi bangunan surau.
Tangga surau dibuat dari batu yang dicor sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti keramik.
Bangunan surau ditopang tiang yang berjumlah 20 tiang, susunan lebarnya lima tiang dan panjangnya empat tiang.
Lantai yang terbuat dari kayu ditopang balok-balok.
Lantai beralaskan tikar rotan, karpet permadani, dan sajadah untuk alas salat.
Ruangan surau terdiri atas ruang mihrab, ruang tempat salat, ruang tempat beduk berbentuk talempong besar sekaligus ruang tempat tinggal seorang lansia, Katik Taher.
Baca: IBU HAMIL Puasa Tapi Punya Riwayat Sakit Maag, Ini Penjelasan Dokter Zaldy Zaimi SpOG Soal Kesehatan
Baca: WOW, Rp 466 TRILIUN akan DIHABISKAN untuk PEMINDAHAN Ibukota Negara ke KALIMANTAN, APBN atau HUTANG?
Baca: Biaya PEMINDAHAN Ibukota Negara ke KALIMANTAN Rp 466 Triliun, Dananya dari APBN atau HUTANG Lagi?
Surau Tinggi Calau tidak hanya berfungsi sebagai tempat salat, tapi juga berfungsi sebagai tempat belajar agama Islam.
"Tempat belajar agama, tempat ibadah, dan salat berjamaah 40 kali secara berturut-turut. Guru-guru berasal dari beberapa daerah, yakni Tanjung Bonai Aur Sumpur Kudus, Muaro, Riau, dan Air Hangat," ungkap Khalifah ke sembilan Kompleks Kampung Calau, Umar SL TK Mudo.
Menurut informasi Umar SL TK Mudo, ada sembilan khalifah yang ditunjuk menjaga, merawat, dan memimpin Surau Tinggi Calau, yaitu:
1. Syekh Abdul Wahab
2. Syekh Jalaluddin
3. Syekh Ahmad
4. Gayek Usman Bagindo Katik
5. Angku Kuniang, Jangguik, Malin Mudo, dan Malin Mancayo.
6. Angku Kamaluddin,
7. Imam Kopa dan Buya Khairuddin,
8. H Sapri Malin Saidi
9. Umar SL TK Mudo
"Surau Tinggi Calau yang sekarang merupakan surau yang telah dibangun ulang sebanyak 4 kali pemekaran. Terakhir dilakukan pada 2014 silam. Pembangunan surau ini berlangsung secara bertahap," tambah Umar SL TK Mudo.
Baca: VIRAL di Medsos Artis Cantik MENYUSUI Bayi Pakai Baju Pengantin, TERNYATA Lagi Pesta Pernikahannya
Baca: Kampanye JOKOWI di Dumai Tak PENGARUH, Prabowo MENANG Jokowi-Maaruf Kalah, Hasil Pleno KPU Dumai
Baca: PRABOWO-Sandi MENANG di Kabupaten Kepulauan Meranti, PAN Peroleh Suara Terbanyak, Ini Rinciannya
Sisi barat mihrab Surau Tinggi Calau terdapat jalan dan Makam Syekh Abdul Wahab, yaitu pendiri dari surau.
Di sisi timur terdapat kolam ikan (tabek) dan Surau Tuo.
Di sisi selatan jalan dan rumah guru.
Di sisi utara terdapat jalan setapak.
"Surau Tinggi Calau memegang peranan penting dalam perkembangan Agama Islam di Sijunjung. Ranji susunan syekh Surau Tinggi Calau masih dapat dilihat pada dinding sisi barat mihrab," kata Umar SL TK Mudo.
Daftar guru Calau dapat dilihat di dinding sisi selatan mihrab.
Di Surau Tinggi Calau banyak dijumpai naskah-naskah kuno yang sangat langka.
"Kurang lebih 100 bundel naskah di Surau Calau. Di antaranya Fiqih, Tasawuf, Nahu Syaraf, Sejarah, dan Obat-obatan," jelas Umar SL TK Mudo.
Sembilan KHALIFAH Menjaga Tapi Bukan KHILAFAH, Surau Tua di Sijunjung Menyimpan Ratusan NASKAH KUNO. (Tribunpekanbaru.com)