Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah SAW menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para shahabat), tanpa perintah wajib.
Beliau bersabda, Barangsiapa mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al- Bukhari dan Muslim).
Dalam melaksanakan Shalat Qiyamu Ramadhan, hendaklah dicontoh tata cara shalat Nabi Muhammad SAW, baik mengenai jumlah rakaatnya maupun kualitasnya.
Nabi melaksanakan shalat Qiyamu Ramadhan sebanyak 11 rakaat dengan cara-cara yang bervariasi: dengan cara jumlah rakaat 4+4+3, atau 2+2+2+2+2+1 atau dengan cara lain.
“Dari Aisyah ra. Diriwayatkan bahwa ketika ditanya tentang shalat Nabi di bulan Ramadhan Aisyah berkata: pada bulan Ramadhan maupun yang lainnya, Nabi tidak pernah melakukan shalat lebih dari sebelas rakaat.
Nabi SAW kerjakan empat rakaat, jangan engkau tanyakan tentang elok dan lamanya, kemudian Nabi kerjakan lagi empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang elok dan lamanya. Lalu Nabi kerjakan shalat tiga rakaat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan memperhatikan tatacara shalat Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim semestinya seseorang meneladani beliau baik menyangkut jumlah rakaatnya maupun kualitasnya, yakni melaksakan shalat sebanyak 11 rakaat dengan amat bagus dan lama.
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran untuk menjadi pedoman manusia dari segala macam aktifitasnya di dunia.
"(Beberapa hari ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Qs. al-Baqarah: 185)
Pada sebuah hadits dijelaskan, setiap bulan Ramadhan Rasulullah SAW melakukan tadarus al-Qur’an bersama Malaikat Jibril.
“Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” (Muttafaq ‘Alaih).
Oleh karenanya pada bulan ini umat Islam harus benar-benar berinteraksi dengan Alqur’an untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan petunjuk Al-Qur’an.
Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-Qur’an baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan), tanfidzh (mengamalkan), ta’lim (mengajarkan) dan tahkiim (menjadikannya sebagai pedoman).