TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru memastikan belum mendapati pasien terindikasi monkeypox atau cacar monyet di Kota Pekanbaru.
Saat ini Dinkes terus melakukan ingterhadap penyebaran penyakit langka yang ditularkan lewat virus tersebut.
"Kami dari dinas terus melakukan monitoring surveilance ke puskemas. Penyakit flu singapura atau monkey pox jadi target monitoring kita," jelas Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution kepada Tribun, Rabu (15/4/2019).
Menurutnya, kasus monkeypox sudah ditemukan di Singapura. Kota Pekanbaru memiliki Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II yang melayani penerbangan internasional langsung ke negara tetangga tersebut.
Saat ini sudah terpasang di terminal internasional alat Thermal Scanner. Alat ini bisa mendeteksi suhu tubuh penumpang dari penerbangan luar negeri.
"Jadi sudah ada antisipasi terhadap kedatangan penumpang luar negeri. Suhu tubuhnya bakal dipindai oleh petugas sebelum meninggalkan bandara," jelasnya.
Hal ini adalah upaya bersama pihak bandara dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) Pekanbaru dalam mengantisipasi penyebaran virus monkeypox.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bertugas melakukan monitoring di luar bandara.
Petugas dari puskesmas bakal melakukan sosialiasi kepada masyarakat terkait antisipasi penyebaran monkeypox.
"Kami akan beri penyuluhan terkait gejala hingga upaya pencegahannya kepada masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengonfirmasi kasus pertama penyakit cacar monyet (monkeypox) di negeri itu.
Pemerintah memastikan penyakit langka ini dibawa seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang tiba di Singapura pada 28 April lalu.
Saat menjalani tes kesehatan, warga Nigeria itu dinyatakan positif terjangkit monkeypox pada Rabu (8/5) waktu setempat.
Warga Nigeria itu kini dalam kondisi stabil, dan masih dirawat di ruang isolasi di Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID). Demikian disampaikan Kementerian Kesehatan Singapura, (MOH) dalam pernyataan resminya, Kamis (9/5).
Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan virus dan ditularkan ke manusia dari hewan, terutama di wilayah tengah dan barat Afrika.
Penularan terjadi jika manusia melakukan kontak terlalu dekat dengan hewan yang terinfeksi, misalnya hewan-hewan pengerat.(*)