SUMUR TUA di Pekanbaru Airnya Tak Pernah KERING, MUJARAB dan Berkah serta Bisa untuk OBAT
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sumur tua di Pekanbaru arinya tak pernah kering, mujarab dan berkah serta bisa untuk obat, dan keseharian digunakan untuk berwuduk.
Sumur tua itu berada di Surau Tua Al Irhaash Jalan Senapelan, Kampung Bukit, Senapelan, Pekanbaru.
Sumur tua ini juga menyimpan sejumlah misteri, meskipun sudah tua air sumur tersebut tak pernah mengering.
Baca: LAKSAMANA MENGAMUK untuk Berbuka Puasa, Ini Bahan-bahan dan Cara Membuatnya Langsung dari Peraciknya
Baca: KRONOLOGI Lengkap Penggeledahan Kantor BUPATI BENGKALIS oleh Petugas KPK Terkait Proyek Jalan
Baca: LARANGAN Bawa Mobil Dinas Mudik Lebaran Bagi PNS Pemko Pekanbaru, Pemudik di Inhil Lewat Jalur Laut
Baca: Polisi KEPUNG Rumah PENGEDAR Narkoba, Kelabui Petugas dengan Membuang Barang Bukti Narkoba
Air sumur tua itu, selain sebagai sumber air untuk wudhu jamaah surau zaman dulu, sumur tersebut pernah menjadi sumber air bagi warga sekitar jika musim kemarau tiba.
Pengurus Surau Al Irhaash, H Mabrur mengatakan, hingga saat ini masih ada beberapa warga yang mengambil air sumur tersebut.
Padahal surau tua tersebut telah dilengkapi dengan sumur bor.
H Mabrur mengatakan, warga menganggap airnya mujarab dan berkah.
"Kadang-kadang ada yang datang bawa botol kosong ke surau ini. Mereka minta air sumur tua itu, katanya untuk obat," ujar H Mabrur, Kamis (16/5/2019)
H Mabrur mengaku tidak mengetahui pasti air tersebut untuk obat penyakit apa bagi warga yang minta.
Sebab, warga tersebut juga tak pernah mengatakan jenis penyakit yang dideritanya.
"Saya tak pernah tanya untuk obat penyakit apa. Mereka hanya bilang sumur ini merupakan berkah, jadi airnya bisa digunakan sebagai obat," ungkap Mabrur.
Baca: Juru Bicara KPK Sebut BARANG BUKTI yang Diamankan Berupa Dokumen Terkait PROYEK JALAN di Bengkalis
Baca: Pelihara KING KOBRA, Mahasiswa di Riau Disejajarkan dengan MIKE TYSON dan Kristen Stewart (Video)
Baca: ANDA Temukan KECURANGAN Pilpres 2019? Silahkan Laporkan ke POSKO Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Riau
Baca: VIRAL di Medsos, Ketua SRIKANDI Jokowi-Maaruf Bupati di Riau MONSTER, Kabag HUMAS Laporkan ke Polisi
Meskipun tidak lagi digunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan ibadah, namun pengurus surau tetap mempertahankan dan menjaga sumur tua tersebut.
Ia percaya, sumur tua tersebut dibuat dengan niat yang luhur dan iklhas oleh para pendiri surau tersebut.
Selain air sumurnya, surau ini juga memiliki misteri lainnya.
Nama tempat ibadah ini pernah diganti nama dengan Mushalla Al Irhaash beberapa tahun silam.
Namun, plank nama Mushalla tersebut hilang dengan misterius.
"Kemudian kami buat lagi plank namanya, tapi tidak pakai nama Mushalla, melainkan surau, aman-aman saja sampai sekarang. Tampaknya, Surau ini tidak ingin diganti dengan Mushalla, meskipun nama Al Irhaash tetap dipakai," ujar H Mabrur.
SURAU TUA AL IRHAASH di Pekanbaru, Saksi BISU Perjuangan LASKAR FISABILILLAH Masa Penjajahan Belanda
Surau Tua Al Irhaash di Pekanbaru Riau, dibangun tahun 1925, saksi bisu perjuangan para Laskar Fisabilillah masa penjajahan Belanda.
Surau Tua Al Irhaash yang konon dibangun pada tahun 1925 tersebut merupakan saksi bisu perjuangan para laskar Fisabilillah pada masa penjajahan Belanda.
Pada masa penjajahan Belanda, Surau Tua Al Irhaash tersebut ternyata sempat dijadikan markas para laskar Fisabilillah.
Baca: HASIL Real Count Pilpres 2019 KPU 9 MEI Pukul 16.00 WIB, Suara BALI Masuk 100 PERSEN Jokowi MENANG
Baca: JOKOWI Sebut CIRI-CIRI Daerah Calon Ibukota Negara Indonesia di Kalimantan Timur, Dilewati Jalan Tol
Baca: PRABOWO Kalah Telak di BALI, Hanya Raih 212.577 Suara, HASIL Real Count Pilpres 2019 Pukul 17.00 WIB
Sekilas tak ada yang menonjol dari bangunan Surau Tua Al Irhaash di Jalan Senapelan, Kampung Bukit, Senapelan Kota Pekanbaru ini.
Sama seperti surau atau mushalla lainnya, Surau Tua Al Irhaash ini memiliki struktur bangunan rumah ibadah umat Islam lainnya.
Namun, jika diperhatikan dengan seksama, Surau Tua Al Irhaash memiliki banyak perbedaan dari mushalla atau surau lainnya di Kota Pekanbaru.
Mulai dari bentuk atapnya yang berupa limas tanpa kubah dan juga tak ada lambang bulan bintang yang merupakan simbol tempat ibadah umat Islam di puncaknya.
Di samping semua itu, ternyata surau tersebut memiliki sejarah panjang.
Surau yang konon dibangun pada tahun 1925 tersebut merupakan saksi bisu perjuangan para laskar Fisabilillah pada masa penjajahan Belanda.
Pada masa penjajahan, surau tersebut ternyata sempat dijadikan markas para laskar Fisabilillah.
Baca: Ada MASJID Tanpa KUBAH di Pekanbaru, MEGAH dan Suasananya Serasa Berbuka di Timur Tengah, Namanya?
Baca: MASJID di Pekanbaru Ini Datangkan QORI TERBAIK di Riau untuk IMAM, Manjakan Jamaah Selama Ramadhan
Baca: BERKUDA dalam Menunggu BERBUKA di Masjid Al Falah Pekanbaru, Ada 500 Pack MOREH Bagi Jemaah TARAWIH
Ketua RT sekaligus pengurus Surau Tua Al Irhaash, H Mabrur mengungkapkan jika surau tersebut juga sempat dijadikannya gudang makanan dan senjata pada masa penjajahan.
Setelah Indonesia merdeka, fungsi bangunan tersebut sebagai surau dikembalikan.
"Sebelum masa perang, surau ini memang sebagai pusat syiar agama Islam di Kota Pekanbaru selain Masjid Raya Senapelan. Namun fungsinya beralih menjadi markas dan gudang senjata pada zaman perang dulu," ujar H Mabrur, Kamis (9/5/2109).
Pada tahun 1970 warga sekitar membangun ruang mihrab.
Sedangkan pelataran dibangun sekitar tahun 80an.
Surau ini kembali mengalami beberapa kali renovasi di tahun 2000an.
"Pada tahun 2015 ada dua kali renovasi dan tahun 2007 dilakukan renovasi total pada bagian atap. Namun, tidak menghilangkan bentuk aslinya," ujar Mabrur.
Baca: IBU HAMIL Puasa Tapi Punya Riwayat Sakit Maag, Ini Penjelasan Dokter Zaldy Zaimi SpOG Soal Kesehatan
Baca: WOW, Rp 466 TRILIUN akan DIHABISKAN untuk PEMINDAHAN Ibukota Negara ke KALIMANTAN, APBN atau HUTANG?
Baca: Biaya PEMINDAHAN Ibukota Negara ke KALIMANTAN Rp 466 Triliun, Dananya dari APBN atau HUTANG Lagi?
H Mabrur mengungkapkan, meski telah mengalami renovasi beberapa kali, namun pengurus surau masih mempertahankan keasliannya.
Keaslian tersebut kata H Mabrur bisa dilihat dari ventilasi kayu ukir khas melayu, bentuk atap dan juga luas bangunan utama.
"Bangunan utama selain pelataran, hanya berukuran 10x15 saja. Sebab itu sebagian dinding dan pondasi surau ini masih asli," ujar Mabrur.
Di bagian belakang bangunan, pengurus surau juga masih mempertahankan sumur resapan yang menjadi tempat wudhu jamaah pada zaman dulu.
Meskipun tidak lagi digunakan, namun keberadaan sumur tersebut masih terjaga asri oleh pengurus.
Hingga saat ini kata Mabrur, Surau Tua Al Irhaash masih menjadi tempat syiar agama Islam di Senapelan.
Setiap malam, surau ini selalu ramai dengan anak-anak belajar Alquran, sama seperti sebelum surau ini beralih menjadi markas laskar Fisabilillah pada zaman perang dulu.
H Mabrur mengungkapkan, meskipun hanya surau kecil, ternyata banyak lahir orang-orang besar penggiat keagamaan maupun bidang lain dari surau ini.
Baca: VIRAL di Medsos Artis Cantik MENYUSUI Bayi Pakai Baju Pengantin, TERNYATA Lagi Pesta Pernikahannya
Baca: Kampanye JOKOWI di Dumai Tak PENGARUH, Prabowo MENANG Jokowi-Maaruf Kalah, Hasil Pleno KPU Dumai
Baca: PRABOWO-Sandi MENANG di Kabupaten Kepulauan Meranti, PAN Peroleh Suara Terbanyak, Ini Rinciannya
Para tokoh tersebut yaitu, H Akasah, H Awaloeddin dan Dr H Marwan Awaloeddin.
Tidak hanya itu tokoh pemerintahan Zulkifli Saleh juga pernah belajar mengaji di surau kecil ini.
Sedangkan para guru mengaji di surau kecil ini pada waktu itu yaitu yaitu, H Husaini Kasim, H Abdulah Hasan, H Amran Z.A, H Husin Ayang dan Tuk Wak.
"Dan hingga saat ini, sebagian dari mereka masih datang ke surau ini untuk memberikan bantuan agar surau ini tetap terjaga," ujarnya.
SUMUR TUA di Pekanbaru Airnya Tak Pernah KERING, MUJARAB dan Berkah serta Bisa untuk OBAT. (Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo)