Peristiwa bermula dari unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang. Mereka meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.
Aparat sempat berhasil melakukan negosiasi.
Namun, tiba-tiba massa dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam.
Mereka pun menyerang aparat, baik TNI maupun Polri yang sedang melakukan pengamanan.
Ada Dalang
Terkait kerusuhan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah menteri.
Rapat tersebut digelar di Istana Merdeka dan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri.
Rapat yang dimulai pukul 19.24 WIB dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Saat membuka rapat, Jokowi menekankan soal pemberian tindakan tegas bagi mereka yang melanggar hukum.
"Rapat terbatas kita bahas mengenai penanganan di Papua dan saya berharap disampaikan jaga keamanan dan jaga ketertiban. Ada aturan keamanan, tindak tegas yang melanggar hukum," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com.
Seusai rapat terbatas tersebut, Menteri Koordinator Politik dan Pertahanan Keamanan, Wiranto membeberkan soal penumpang gelap dalam kerusuhan Papua.
Dikatakan Wiranto, laporan lengkap soal adanya penumpang gelap tersebut telah dilaporkan kepada Jokowi dalam rapat terbatas.
Ada pihak yang disebut secara sengaja melakukan provoksi untuk menciptakan kekacauan.
"Memang rusuh ini ada yang menunggangi, mengompori, memprovokasi, ada yang sengaja dorong terjadi kekacauan," katanya, usia rapat terbatas.
Masih mengutip dari sumber yang sama, Kapolri dan BIN telah mengetahui siapa sosok dibalik rusuhnya Papua.