Pengamat Media Sosial Ungkap Peran Media Mainstream Populerkan Buzzer, 'Harusnya Berisi 3 Kicauan'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Media Sosial Ungkap Peran Media Mainstream Populerkan Buzzer, 'Harusnya Berisi 3 Kicauan'

“Sekali lagi kami menolak ditunggangi. Kami bukan FPI, HTI, PKS ataupun Oposisi. Bentuk-bentuk klaim di luar informasi dari akun official IG ini adalah HOAKS,” jelas panitia aksi.

• Dua Remaja Menggali Kuburan Nenek 84 Tahun untuk Merampok dan Menyetubuhi Mayat Nenek Tersebut

Sebelumnya pengamat media sosial Ismail Fahmi, menjelaskan soal asal usul dari tagar TurunkanJokowi yang disisipi dengan narasi dan video aksi Gejayan Memanggil.

“Ada yang bertanya kepada Drone Emprit, siapa yang membuat tagar #TurunkanJokowi? Saya coba buat analisis singkat, dengan membandingkan pola tagar tersebut dengan #GejayanMemanggil. Seperti apa hasilnya?” kata Ismail Fahmi lewat akun twitternya Selasa (24/9/2019).

Ismail menjelaskan berdasarkan data tren 22 hingga 24 September tagar #GejayanMemanggil lebih muncul terlebih dahulu ketimbang tagar #TurunkanJokowi.

Tagar #GejayanMemanggil sudah mulai sejak 22 September, sedangkan tagar #TurunkanJokowi baru muncul tanggal 23 September pukul 11.00 WIB.

“Dan tiba-tiba naik pesat pukul 21:00, menjelang tengah malam,” kata Ismail.

Meski demikian kata Ismail, tagar #TurunkanJokowi masih jauh di bawah tagar #GejayanMemanggil.

Dalam grafik tagar #GejayanMemanggil mencapai 206.385 ribu cuitan sedangkan tagar #TurunkanJokowi hanya 22.745.

Selain itu Ismail juga menjelaskan jika penggerak tagar #TurunkanJokowi dimotori oleh akun-akun cluster besar yang berbeda dengan akun-akun penggerak tagar #GejayanMemanggil.

Akun-akun penggerek tagar #TurunkanJokowi disebut merupakan akun-akun top infulencer.

“Top 5 influencer untuk tagar #TurunkanJokowi adalah  @candraidw_md, @opposite6890, @localhost911, @do_ra_dong, dan @aisyadiaa,” kata Ismail.

Sehingga kata Ismail, tagar #TurunkanJokowi bukan berasal dari akun-akun yang menaikan tagar #GejayanMemanggil.

Ismail menduga jika tagar #TurunkanJokowi dimotori oleh oposisi yang menyusup ke dalam isu tersebut.

“Ternyata ada dua cluster besar. Tagar #TurunkanJokowi ternyata bukan bagian dari mereka yang mengangkat #GejayanMemanggil. Seperti buatan oposisi,” jelas Ismail.

Oleh karenanya, Ismail meminta mahasiswa berhati-hati dengan penyusup gelap.

Halaman
1234

Berita Terkini