Pada 10 Oktober lalu, Putri ikut rombongan pengungsi ke Padang.
Namun, bukannya balik ke kampung halamannya, Putri harus melanjutkan perawatan medisnya di RSUP M Djamil Padang.
Kepada bupati, Putri menyebutkan dirinya tidak akan kembali lagi ke Wamena, Papua.
"Tidak ada lagi disana. Suami dan anak sudah meninggal. Toko dan rumah hangus terbakar," katanya.
Saat ini, Putri fokus pada kesembuhan dirinya.
Selain patah tangan, Putri juga mengalami luka bakar 18 persen di tubuhnya.
Selain itu, Putri juga butuh psikolog untuk menghilangkan trauma yang dialaminya.
Sementara itu, Bupati Hendrajoni meminta agar Putri bersabar terhadap ujian yang diterimanya.
"Sabar, ini adalah ujian. Yang berlalu tidak usah diingat. Fokus saja pada kesembuhan," kata Hendrajoni.
Administrasi kependudukan dipermudah
Jika Putri ingin menetap di kampung halamannya di Pesisir Selatan, Hendrajoni mengatakan pihaknya siap menerima dengan tangan terbuka.
Semua dokumen kependudukan untuk Putri akan diurus serta diberi kemudahan sebab Putri tidak lagi memiliki dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga dan lainnya.
"Kita akan terima dengan tangan terbuka jika Putri memilih menetap di Pesisir Selatan. Semua data kependudukan akan kita urus dan permudah," katanya.
(Kompas.com/Kontributor Padang, Perdana Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Putri, Korban Kerusuhan di Wamena Lolos dari Maut dan Trauma Kembali ke Papua dan di Tribunpapua.com dengan judul Cerita Putri Lolos dari Maut tapi Suami dan Anaknya Tewas saat Rusuh Wamena, Tak Mau Balik ke Papua.
Trauma Balik ke Papua, Kisah Putri Lolos dari Maut tapi Suami dan Anaknya Tewas saat Rusuh Wamena