TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemerintah sudah mengatur agar proses belajar dapat dilakukan secara daring.
Untuk belajar secara daring dengan kebutuhan paket internet yang cukup tinggi, membuat beberapa siswa yang berada dalam lingkup ekonomi bawah harus berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar.
Seperti yang dilakukan siswa kelas satu SMP yang tinggal di Jalan Pintu Air IV, Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor.
Roma Jelita Boru Sirait harus berbagi ponsel dengan sang kakak agar dapat mengikuti kegiatan belajar lewat daring di sebuah rumah sederhana berdinding semen tersebut.
Pagi hari, ia menjalankan aktivitas belajar mengajar secara daring.
Sedangkan siang hingga sore hari, barulah Roma mencari uang dengan cara memulung.
"Dari pagi saya beresi rumah dulu, terus jam 8.30 saya belajar sampai jam 11. Siap belajar saya istirahat bentar lalu pergi memulung. Kalau mulung biasanya lima jam sampai di jam 5 sore nanti. Kalau untuk perjalanannya kira-kira setengah jam," ungkap Roma kepada Tribun Medan, Rabu (29/7/2020).
Roma sudah mulai menjadi pemulung cilik sejak dua hingga tiga tahun lalu, bersama ibu dan kakaknya.
Ayahnya yang sudah tidak bersama mereka lagi menjadikan tiga anggota keluarga ini harus berjuang memulung sampah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Roma tidak menyangkal bahwa kegiatannya memulung turut sedikit mengganggu konsentrasinya untuk mengikuti pembelajaran daring.
"Kalau belajar onlinenya ini ada kendala, kadang terganggu belajarnya karena memulung jadi tidak konsentrasi. Kalau HP tidak punya jadi pake punya mamak, bagi dua dengan kakak. Jadi kalau kami belajar gantian setiap jam," ujar Roma.
Ponsel pintar yang ia pergunakan bersama kakaknya ini dimaksimalkan mereka seefektif mungkin agar paket internet dapat digunakan secara hemat.
Setiap bulannya, Roma dan sang kakak menjatah Rp 75 ribu untuk 15 GB.
"Kalau untuk beli paketnya ini kami bagi dua pakai uang aku sama kakak. Terus ada juga ditambah dari uang jajan yang dikasih mamak," katanya.
Penghasilan Roma memulung tidak dihitung per hari, melainkan per bulan.
Setiap bulannya, ia mendapatkan Rp 1 juta yang belum dipotong untuk kebutuhan operasional seperti bahan bakar kendaraan dan lainnya.
"Kalau untuk mulung dapat per bulan sekitar satu jutaan. Tapi kurang juga untuk penuhi kebutuhan sehari-hari sama beli paket. Kadang juga penghasilan juga susah untuk makan, ditambah harus beli paket lagi. Apalagi uang hasil mulung terbagi lagi untuk beli minyak," ucap Roma.
Setiap harinya, Roma pergi memulung bersama kakaknya yang membawa becak barang.
Roma dan sang kakak berkeliling di kawasan Medan Johor untuk mencari sampah plastik dari tempat sampah ataupun di sekitaran jalan.
Sebelum berangkat memulung, Roma biasanya mengerjakan belah plastik agar dapat dijual kembali.
Roma sempat mengakui bahwa selama pembelajaran daring ini tak jarang bertengkar dengan sang kakak untuk berebut menggunakan fasilitas tersebut.
Gadis yang bercita-cita ingin menjadi Polisi ini berniat untuk mengumpulkan penghasilan memulung untuk membeli ponsel agar Roma dan kakaknya bisa belajar dengan tenang.
"Pengen kak punya HP sendiri. Pernah juga berebut HP sama kakak karena cuma 1 itu. Selain itu kadang kurang mengerti karena guru hanya mengasih soal saja, baru disuruh mengerjakan. Tidak ada mengasih kayak contoh-contohnya atau cara mengerjakannya jadi hanya contoh soalnya aja. Jadi yang ngajarin kakak untuk bantu menjawabnya," ucap Roma.
Rosmiati Siregar, sang ibu juga turut merasa prihatin dengan keadaan pembelajaran daring juga dengan terbatasnya ekonomi yang menghimpit keluarga ini. Ia mengakui kadang sang anak tidak dapat belajar lantaran paket telah habis sebelum waktunya.
"Kalau saya kerjanya membotot sampah. Sedih juga kadang kesulitannya ini paketnya kadang tidak ada kuota jadi tidak bisa terisi. Kadang tergantung keuangan juga. Pernah juga pas habis paketnya tidak ada uang ya begini jadi kendala juga," tutur Rosmiati.
Namun, Rosmiati sendiri turut bangga melihat perjuangan sang anak yang tetap tekun belajar walau harus bekerja untuk membantu dirinya.
"Kalau belajarnya semangat ya semangatnya dia. Saya berharap penuh agar dia bisa lanjut belajar tanpa kendala, tapi apa daya karena keuanganku juga belum bisa mencukupi semua ya kadang tersendat juga dia belajar," ucap Rosmiati.
(cr13/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Berbagi Ponsel Untuk Belajar Daring, Kakak Beradik Ini Memulung Agar Bisa Beli Paket Internet