TRIBUNPEKANBARU.COM - Invasi Pasukan Infanteri China, Taiwan Kerahkan Pasukan Iron Force Hasil Didikan Amerika
Tentara Pembebasan Rakyat (People’s Liberation Army/PLA) China menyiagakan pasukan infanteri untuk menginvasi Taiwan.
Sedangkan Taiwan juga mengerahkan pasukan Marinir didikan Amerika yang digelari Iron Force ke Pulau Dongsha, yang disebut-sebut akan diinvasi PLA dalam latihan militer bulan ini.
Gambar satelit terbaru yang diterbitkan dalam edisi terbaru majalah militer berpengaruh Kanwa Asian Defense menunjukkan PLA mengerahkan lebih banyak kendaraan lapis baja amfibi Tipe 05 ke Komando Theater Timur, yang mengklaim yurisdiksi atas Selat Taiwan.
ZTD-05 adalah kendaraan tempur lapis baja amfibi Tipe 05 yang dikembangkan untuk Korps Marinir PLA dan dirancang untuk operasi pendaratan yang cepat.
Kendaraan tempur amfibi ZBD-05 China dirancang untuk pendaratan cepat.
Korps Marinir PLA dipecah menjadi tiga brigade gabungan amfibi di tengah perombakan militer Presiden Xi Jinping tahun 2017, menurut sumber militer yang dekat dengan PLA.
Namun, alih-alih warna biru, kamuflase hijau dari kendaraan lapis baja amfibi Tipe 05 menunjukkan mereka milik Angkatan Darat.
Angkatan Darat PLA (PLA Army) memiliki 13 kelompok tentara dan banyak dari divisi infantri dipecah menjadi brigade gabungan-gabungan yang lincah, perombakan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh Xi.
"Pasukan darat PLA ingin memainkan peran aktif dalam masalah Taiwan karena sejauh ini sistem senjata mereka cukup kuat untuk menyerang Taiwan tanpa bantuan kekuatan rudal," kata pemimpin redaksi Kanwa Pertahanan Asia Andrei Chang.
"Bukti lebih lanjut adalah bahwa PLA juga mengerahkan sistem peluncuran roket multipel tipe PCL191 yang kuat (MLRS) ke pasukan darat Komando Theater Timur."
Chang mengatakan semua peluncur roket PCL191, yang memiliki jangkauan 350 km (220 mil), mampu mencakup seluruh Taiwan barat, termasuk Taipei.
“Selat Taiwan hanya berjarak 180 km.
Peluncur roket PCL191 mampu menghancurkan semua pangkalan militer dan bangunan pemerintah di pulau itu secara akurat karena senjata dilengkapi dengan sistem satelit navigasi BeiDou,” tambah Chang.
Sistem peluncuran roket multipel PCL191, peluncur modular berdasarkan sistem AR3, dikembangkan oleh Cina untuk pasar ekspor.