Hacker China Disebut Memata-Matai Biden & Trump, Menlu China:Justru Kerajaan Hacker adalah AS

Penulis:
Editor: Firmauli Sihaloho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hubungan China dan AS kembali memanas.

Hal ini menyusul tudingan Microsoft atas hacker China yang tengah berusaha memata-matai Donald Trump dan Joe Biden.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri China Wang Yi angkat bicara.

Melansir Kontan, Wang Yi menyebut China tak pernah mencampuri urusan dalam negeri Amerika Serikat.

Protes juga disuarakan oleh Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian.

Zhao mengatakan China tidak tertarik pada pemilihan AS dan tidak pernah ikut campur di dalamnya.

Ia bahkan menyebut bahwa Amerika adalah kerajaan para peretas dunia.

Tambah 25 Pasien, Kasus Positif Covid-19 di Pelalawan Capai 296 Orang, Berikut Rinciannya

Begini Cara Mengunci Pesan WhatsApp, Biat Tak Mudah Dibaca Orang Lain

BREAKING NEWS: Seorang Warga Kuansing Meninggal Ternyata Positif Covid-19

Microsoft Tuding Hacker China, Rusia, dan Iran

Diberitakan Kontan, Microsoft Corp melaporkan bahwa para hacker dari Rusia, China dan Iran saat ini tengah memata-matai orang-orang terdekat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Hal itu dikatakan Microsoft pada hari Kamis (10/9) seperti dilansir Reuters.

Laporan Microsoft itu muncul ketika Reuters sebelumnya mengungkapkan bahwa salah satu firma penasihat kampanye utama Biden telah diperingatkan oleh raksasa perangkat lunak itu bahwa mereka berada di garis bidik hackers Rusia yang sama, yang ikut campur dalam pemilihan AS pada 2016 lalu.

Pernyataan Microsoft ini menyoroti bagaimana penasihat kedua tim kampanye presiden tersebut berisiko dibobol mata-mata digital di seluruh dunia, karena kedua kandidat tersebut saling berhadapan pada 3 November dalam salah satu pemilihan presiden AS yang paling berpengaruh dalam beberapa dekade.

Resep Puding - Cara Membuat Puding Santan Agar Tidak Pecah, Perhatikan 4 Hal Ini

Cek Asmara Zodiak Senin 14 September 2020, Libra Jangan Bikin Si Dia Kecewa, Leo Kendalikan Emosi

FAKTA Kekayaan Wallikota Surabaya Risma: Naik 1.400 Persen, Aset Properti Paling Banyak

Wakil Presiden Microsoft untuk keamanan pelanggan, Tom Burt, mengatakan, kelompok yang dituduh melanggar email kampanye Hillary Clinton pada tahun 2016, yakni unit terkait intelijen militer Rusia yang secara luas dikenal sebagai Fancy Bear, telah tahun lalu telah mencoba membobol akun milik konsultan politik yang melayani Partai Republik dan Demokrat, serta organisasi advokasi dan lembaga lainnya.

Burt juga mengatakan, hacker China telah membidik orang-orang yang terkait erat dengan kampanye dan kandidat presiden AS, termasuk sekutu Biden yang tidak disebutkan namanya yang menjadi sasaran melalui alamat email pribadi dan setidaknya satu individu terkemuka yang sebelumnya terkait dengan Administrasi Trump.

Dia menambahkan bahwa hacker Iran, yang telah dipanggil Microsoft secara terbuka atas upaya memata-matai kampanye politik AS, telah mencoba masuk ke akun milik pejabat administrasi Trump dan anggota Staf kampanye presiden Republik.

Halaman
12

Berita Terkini