Peristiwa itu membuat heboh warga sekitar. Seluruh korban kemudian dievakuasi.
Begini kejadian lengkapnya
Sebanyak tiga bocah tewas dan dua lainnya luka-luka pada Rabu (6/1/2021), ketika granat yang mereka mainkan meledak di kota Peshawar, Pakistan.
Kelima korban itu terdiri dari empat bersaudara dan satu tetangga, yang menemukan sebuah granat berkarat di lapangan desa lalu memainkannya.
" Bocah-bocah itu awalnya memainkannya lalu memukulnya dengan batu dan akhirnya meledak," kata Mansoor Aman, polisi senior setempat kepada AFP.
Petinggi polisi lokal, Aziz ur Rehman, juga mengonfirmasi jumlah korban.
Kecelakaan yang melibatkan senjata sisa perang tidak jarang terjadi di Pakistan.
Mortir tua, peluru artileri, dan amunisi belas lainnya kerap diselundupkan ke sana dari Afghanistan. Beberapa di antaranya sisa perang Soviet pada 1980-an.
Wilayah itu juga pernah jadi pusat kegiatan anti-Taliban, dengan pembentukan milisi untuk melawan pemberontak oleh warga lokal.
Tahun lalu, lima orang tewas saat pekerja di toko besi hendak mendaur ulang mortir tua yang kemudian meledak.
Terjadi juga di Kongo
Sebelumnya pada 29 Desember 2020, empat bocah di Kongo juga tewas akibat granat yang mereka mainkan meledak.
"Salah satu dari mereka mengambilnya, yang lain melemparnya ke atas, dan granat meledak saat jatuh," ujar administrator lokal Adel Alingi kepada AFP.
Keempat bocah tersebut tewas seketika di lokasi kejadian. Insiden terjadi di desa Tsoro, wilayah Djugu Ituri.
Djugu berada di area konflik yang diduduki milisi Cooperation for the Development of Congo (CODECO).
Mereka adalah sekte politik-agama bersenjata yang terkait dengan lebih dari 1.000 kematian sejak Desember 2017.(*)