Lokasi penemuan mayat laki-laki itu berada di sebuah kontrakan di Jalan Bintan Gang Damai.
Kejadian yang membuat geger warga setempat tersebut, terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Ternyata, identitas mayat yang berada di rumah kontarakan tersebut bernama Muhamad Iqbal Pratama, berusia 22 tahun.
Iqbal bukan penghuni kontrakan itu, dia tinggal di Jalan Simpang Tetap Kelurahan STDI Kecamatan Dumai Barat.
Berdasarkan penelusuran Tribunpekanbaru.com, di lokasi tempat kejadian, kontrakan papan yang diketahui dihuni oleh Opung Bunga telah diberi police line oleh pihak kepolisian.
Bukan hanya itu saja, ternyata korban bekerja sebagai satpam di RSUD Kota Dumai, dan dinyatakan hilang kontak oleh keluarganya sejak Senin (8/2/2021) lalu.
Ayah korban, Indra saat ditemui Tribunpekanbaru.com di RSUD Dumai mengatakan tak habis pikir anak sulungnya yang hilang kontak ditemukan tak bernyawa di kontrakan yang dihuni oleh Opung Bunga.
"Saya nggak menyangka anak sulung saya yang hilang kontak ditemukan tak bernyawa di rumah kawannya yang bernama opung itu," katanya, kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu.
Anak sulungnya terakhir kali pamit kepadanya untuk mengantar lamaran ke PT Semen Padang, bersama Opung, dan itulah hal terakhir ia berjumpa dengan anak sulungnya.
"Sejak Senin sore itulah anak sulung saya hilang kontak, ditelepon nggak bisa, dan sudah saya laporkan juga kepada pihak kepolisian dengan harapan anak saya bisa ditemukan dengan cepat," sebutnya.
Indra menerangkan, ia sempat mendatangi kontrakan tempat anaknya ditemukan tak bernyawa, sebanyak enam kali.
Namun saat itu memang kondisinya rumah tergembok dan tidak mencium adanya bau mayat.
Dirinya sempat merasa curiga bahwa anaknya berada di kontrakan opung tersebut, namun saat itu ia tidak berpikir untuk mendobraknya, karena memang rumah tertutup rapat.
"Saya tadi pagi diberitahu polisi bahwa anak mayat di rumah kontarakan yang dihuni oleh opung, dan melihat di dalam rumah ada sepeda motor anak saya dan sandal saya yang dipakai anak saya," jelasnya.
Dirinya berharap, opung bisa cepat ditemukan, karena ia merasa kematian anak sulungnya tidak biasa, dan ini ada sangkut pautnya dengan opung yang sampai saat ini menghilang.
"Kalau opung adalah pelaku yang membunuh anak saya, saya minta dia dihukum berat. Itu saja, saya minta tolong kepada pihak kepolisian untuk bisa menemukan opung, " harapnya.
"Saat ini jenazah masih dilakukan outopsi, setelah itu akan kami langsung kuburkan," ujarnya singkat. (Tribunpekanbaru.com)