Ada Apa Sama Covid di Indonesia, Luhut Pandjaitan Persilakan Warga Jalan-jalan: Tak Perlu Khawatir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebagaimana yang kita tahu, Covid-19 varian Omicron telah menebar ancaman bagi ribuan masyarakat tanah air.

Pemerintah pun telah membuat berbagai upaya penanganan agar penyebarannya tidak meluas.

Namun, koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat santai saja merespon gelombang ke 3 Covid-19.

Diketahui, mayoritas kasus gelombang ke 3 ini disebabkan varian Omicron.

Luhut pun memersilakan warga jalan-jalan dan beraktivitas.

Faktor vaksin menjadi kunci tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan varian Omicron.

Dilansir dari Tribunnews.com, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan bahwa masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa, asal sudah disuntik vaksin Covid-19 secara lengkap.

Dia mengatakan kasus meninggal akibat Corona mayoritas terjadi pada orang yang belum divaksinasi.

Luhut menjelaskan soal 60 persen pasien meninggal akibat Virus Corona varian Omicron merupakan orang-orang yang belum divaksinasi.

Dia menyebut pasien meninggal banyak dari orang dengan penyakit penyerta atau komorbid dan lanjut usia.

"Enam puluh persen kalau saya nggak keliru tadi, itu orang yang belum divaksin satu atau dua.

Kedua, itu umumnya yang komorbid dan ketiga orang-orang yang sudah tua," ucap Luhut.

Dia mengatakan orang-orang yang sudah divaksinasi Covid-19 secara lengkap dan tidak punya penyakit bawaan tetap bisa jalan-jalan.

"Kalau memang dia sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, tidak ada komorbid, ya, jalan-jalan saja.

Nggak ada yang perlu dikhawatirkan berlebihan," ucap Luhut.

Luhut juga menceritakan bagaimana sejumlah anggota keluarga hingga sopirnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun tak lama bisa segera kembali sembuh.

"Di kantor saya banyak tes hasilnya positif, termasuk di keluarga saya, anak cucu saya, sopir saya, dan sebagainya.

Namun dari pengalaman kita semua, sekeliling kita sama, mereka tidak terlalu lama negatif kembali," kata Luhut.

Tanpa bermaksud meremehkan, Luhut menyatakan Covid-19 varian Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dibandingkan dengan flu biasa.

Ia mengatakan hal itu berdasarkan data studi dari luar negeri yang mengonfirmasi menurunnya tingkat kematian karena Covid-19.

"Pada pertengahan 2020, Covid 19 dideteksi 13 kali mematikan dari flu biasa. Namun pada awal 2022 ini, Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari flu.

Jadi omicron hanya dua kali lebih parah dari penyakit flu," kata Luhut.

Menurut Luhut, hal ini terlihat dari sejumlah data kasus positif harian, kasus aktif, hingga jumlah pasien rawat inap yang berkurang.

"Berita positif, tren kasus di Jakarta, menunjukkan data mulai lewati puncaknya," katanya.

"Tren kasus di Jakarta menunjukkan data mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai turun," ujar Luhut.

Mengacu pada data itu, Luhut menegaskan hingga saat ini belum ada rencana pemerintah melakukan pengetatan pengawasan aktivitas warga.

Pemerintah malah sedang berupaya melakukan pelonggaran.

"Jangan juga berpikir pemerintah menganggap enteng.

Saya hanya baca data. Jangan membuat kita ketakutan berlebihan. Tetap kita hati-hati menghadapi Omicron," tuturnya. (*)

Sumber Tribun Jateng

Berita Terkini