Dilansir dari Sky News, Minggu (31/7/2022), korban bernama Alika Ogorchukwu (39), seorang pria disabilitas. Sementara itu, tersangka bernama Filippo Claudio Giuseppe Ferlazzo (32).
Polisi kini menahan Ferlazzo setelah dilacak menggunakan kamera jalanan.
Dia ditahan atas dugaan pembunuhan dan pencurian. Dia diduga mengambil ponsel korban ketika melarikan diri.
Rekaman video serangan terhadap Ogorchukwu beredar luas di sejumlah situs web berita Italia dan platform media sosial (peringatan, tautan mengarah kepada rekaman kekerasan).
Baca juga: 18 WNI Tewas di Tahanan Imigrasi Tawau, Kedubes Malaysia Sebut Bukan karena Penganiayaan
Polisi mengatakan, orang-orang terdengar mengatakan "berhenti", tetapi tidak ada upaya yang dilakukan untuk menghentikan kekerasan itu.
Istri korban, Charity Oriachi, mengatakan bahwa dia menuntut keadilan atas meninggalnya Ogorchukwu.
“Saya butuh keadilan untuk suami saya, itulah yang saya inginkan. Karena terlalu banyak, terlalu banyak rasa sakit untuk saya,” ujar Charity Oriachi.
Kematian Ogorchukwu menimbulkan kemarahan ketika Italia memasuki kampanye pemilihan parlemen di mana koalisi sayap kanan membuat isu imigrasi menjadi masalah.
“Pembunuhan Alika Ogorchukwu mencemaskan,” tulis Enrico Letta, Ketua Partai Demokrat yang berhaluan kiri, di Twitter.
“Keganasan yang tidak pernah terdengar. Ketidakpedulian yang meluas. Tidak ada pembenaran,” sambung Letta.
Ditabrak dan Tak bisa Berjalan
Baca juga: M Kece Hadiri Sidang Kasus Penganiayaan Irjen Napoleon Pakai Kursi Roda
Ogorchukwu terpaksa menjadi pedagang asongan setelah dia ditabrak mobil lalu dipecat dari pekerjaannya karena menjadi penyandang disabilitas.
Kecelakaan itu membuatnya kesulitan berjalan sehingga harus dibantu tongkat, kata Daniel Amanza dari asosiasi ACSIM untuk para imigran di Provinsi Macerata, Italia.
Amanza menuturkan, penyerang murka ketika Ogorchukwu mengatakan bahwa pasangan penyerang tersebut cantik.
“Pujian (yang dilontarkan) itu membunuhnya,” kata Amanza kepada Associated Press.