TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti tampak mengalami peningkatan dari tahun lalu.
Melalui data yang dilansir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, jumlah penderita sejak Januari hingga saat ini, mencapai 30 kasus.
Sementara 2021 silam tercatat hanya 8 penderita saja.
Demikian dilansir oleh Kepala Dinas Kesehatan Kapaten Kepulauan Meranti M Fahri melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Zulham kepada, Senin (3/10/2022).
"Ada kenaikan dari tahun lalu. Tapi hitungannya tetap mengacu siklus DBD per-lima tahun sekali. Jadi perbandingan tidak bisa dilakukan dalam kurun waktu per-tahun," ungkapnya.
Namun ia tak menampik terjadi sedikit perbedaan dari data yang dilansir oleh Pemprov Riau baru-baru ini, yakni sebanyak 23 penderita DBD tersebar di Kepulauan Meranti.
"Itu yang saya tidak tau. Karena data kami itu 19 bukan 23 kasus. Tapi saya akan cek kembali ke jajaran," tuturnya.
Ditambahkan oleh Fahri, walaupun demikian jumlah kasus tidak begitu dominan jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
Pasalnya pada 2020 silam, kasus DBD mencapai 108 penderita. Sementara puncak terjadi pada 2019, kasus tembus mencapai 2040 penderita.
Dengan begitu, 19 kasus hingga Agustus 2022 ini tersebar di Sembilan Kecamatan di Kepulauan Meranti sehingga belum tergolong kejadian luar biasa (KLB).
"Setiap penderita tidak terjadi di suatu titik tertentu, melainkan tersebar di beberapa kelurahan yang dinilai endemis. Menyebar, tidak di satu titik," jelasnya.
Untuk pencegahan DBD yang terpenting adalah perubahan perilaku dari masyarakat.
Terutama patuh akan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat.
"Tentunya kami terus mengimbau untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Jangan sampai ada jentik nyamuk, di cek berkala. Terapkan juga 3M plus nulai dari menguras, menutup dan mendaur ulang," pungkasnya.
(Tribunpekanbaru.com/ Teddy Tarigan)