“Mereka (kaum ‘Ad) berkata, ‘Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.’ Dia (Hud) menjawab, ‘Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.’” (Q.S. Hud ayat 54).
Balasan Azab Kepada Kaum ‘Ad yang Ingkar
Buntut dari perilaku kaum ‘Ad yang tamak dan sombong serta menentang Nabi Hud ‘alaihissalam, maka Allah Ta’ala memberikan peringatan kepada mereka berupa kekeringan yang panjang. Musibah kekeringan yang menimpa kaum ‘Ad ini sempat membuat mereka resah dan khawatir.
Mereka takut pertanian mereka gagal panen sehingga menyebabkan kelaparan. Celah tersebut yang dimanfaatkan oleh Nabi Hud ‘alaihissalam untuk meyakinkan kaum ‘Ad agar meninggalkan berhala dan berpaling untuk bertaubat dan menyembah Allah Ta’ala.
Namun perkataan Nabi Hud ‘alaihissalam benar-benar tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka. Sesuai yang tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 70.
“Mereka berkata, ‘Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!’” (Q.S. Al-A’raf ayat 70).
Akibat dari keras kepalanya kaum ‘Ad yang terus menerus menentang Nabi Hud ‘alaihissalam dan menyekutukan Allah Ta’ala, maka selanjutnya Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan mendatangkan gumpalan awan hitam nan pekat.
Para kaum ‘Ad berseru gembira karena mengira awan tersebut adalah pertanda datangnya hujan yang akan menyelamatkan ladang dan pertanian mereka dari kekeringan.
Namun, di tengah sorak sorai kaum ‘Ad yang berbahagia atas kedatangan awan tersebut, Nabi Hud ‘alaihissalam memberi peringatan bahwa awan hitam yang datang bukanlah pertanda baik akan turunnya hujan.
Melainkan pertanda buruk akan datangnya azab dari Allah Ta’ala kepada kaum ‘Ad karena telah menyekutukan Allah Ta’ala. Tetapi sekali lagi peringatan yang disampaikan oleh Nabi Hud ‘alaihissalam tidak dihiraukan oleh mereka. Kaum ‘Ad tetap tidak mau mempercayai segala perkataan dan meminta bukti atas peringatan Nabi Hud ‘alaihissalam.
Hingga akhirnya Allah Ta’ala sebagai sang Kuasa benar-benar menjatuhkan azab kepada kaum ‘Ad dengan datangnya angin topan secara dahsyat. Angin topan tersebut langsung merobohkan dan menyapu apa saja yang ada seperti rumah, bangunan, berhala, ladang, hewan ternak, dan berbagai harta benda lainnya milik kaum ‘Ad.
Angin topan kencang tersebut akhirnya mampu membinasakan kaum ‘Ad beserta berhala-berhala yang mereka sembah. Saking dahsyatnya, diriwayatkan bahwa angin yang berlangsung selama delapan hari tujuh malam tersebut telah menghancurkan segalanya seperti serbuk. Kisah tentang angin topan yang menimpa kaum ‘Ad diceritakan dalam surat Al-Haqqah ayat 6-8.
“Sedangkan Kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus; maka kamu melihat Kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (Q.S. Al-Haqqah ayat 6-8).
Lalu ketika terjadi bencana angin topan dahsyat yang menimpa kaum ‘Ad, apakah yang terjadi kepada Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya? Tentu saja mereka diselamatkan oleh Allah Ta’ala.
Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya tetap berdiam di rumah tanpa merasakan sedikitpun bahaya dari angin topan tersebut. Setelah kejadian yang menimpa kaum ‘Ad, akhirnya Nabi Hud ‘alaihissalam dan para pengikutnya berpindah ke daerah Hadramaut untuk menetap di sana hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya.