Sementara, IKTA mengaku menjadi seorang dukun sejak empat tahun yang lalu.
Dia menegaskan persetubuhan ini dilakukan bukan sebagai syarat ritual untuk menyembuhkan korban.
"Saya jadi dukun bukan karena belajar tapi karena ngiring (mendapatkan wahyu). Baru sekali ini saja, tidak ada wanita yang lain," ujar dia.
Kasus ini tentu saja jadi pelajaran bagi kita semua . Bahwa untuk sebuah pengobatan yang akan melibatkan anak gadis , sebaiknya dilakukan dnegan teliti .
Sebab , pelaku kejahatan sering bersembunyi dibalik pengakuan kehebatannya dalam mengobati orang . (*)
( Tribunpekanbaru.com )
Baca juga: KETIKA Korban Pencabulan Memaafkan Pelakunya: Terungkap Motif Perkaranya