Dug pun berusaha mengejar tupai itu namun tupai itu sangat lincah yang membuat Dug tidak bisa mengejarnya tupai itu kemudian naik ke atas pohon dan masuk kerongga pohon yang ternyata disitulah dia meletakkan kacang-kacangnya lalu tupai itu kembali ke rumah burung zat berlari kearahnya dan malah menabrak rumah burung yang akhirnya menyebabkan semua makanan burung berhamburan.

Karena hal itu Dug menjadi sangat kesal dan terus mengejar Si tupai yang malah membuat seluruh halaman rumah tuan Fredricksen berantakan.

Dug pun berinisiatif mengambil makanan burung baru sebagai pengganti makanan lama, namun Si Tupai kembali berulah dengan masuk ke dalam bungkusan yang membuat makanan burung berhamburan.

Dug yang sangat kesal kemudian mengejar Si Tupai hingga tak sadar dia sudah ada di atas pohon karena beban tubuh Dug yang sangat berat ranting pohon yang ditunggangi itu kemudian patah.

Dug pun jatuh bersama dengan semua persediaan makanan Si Tupai.

Tupai yang putus asa langsung meletakkan kepalanya kedalam mulut Dug.

Karena merasa kasihan, Dug langsung memberinya makan.

Setelah makan Si Tupai berulah lagi, bukannya berterima kasih kepada justru dia malah melemparkan botol bekas selai kacang.

Tuan Fredricksen terbangun karena keributan langsung menanyakan apa yang telah terjadi.

Dengan kepolosannya, Dug pun menceritakan apa yang terjadi.

Mendengar cerita itu Fredricksen sempat marah namun kemudian dia memaafkan Dug karena dirinya sangat sayang kepadanya.

(Bersambung)