News

Inilah Sumpah PM Israel Benjamin Netanyahu pada Hamas hingga Nyatakan Perang Berbulan-bulan

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant

TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah sumpah Perdana Menteri Israel , Benjamin Netanyahu terkait dengan serangan yang akan terus dilakukan Israel di Gaza .

Sumpah yang ia utarakan terkait apa yang menjadi konsentrasi Israel terkait dengan perang dengan Hamas . Ternyata Netanyahu menginginkan satu hal terkait mengapa Israel akan terus melakuan serangan kepada Hamas .

ya , ada sumpah yang ternyata menjadi dasar Netanyahu untuk terus meminta Israel menggempur Hamas . Seperti diketahui , Israel memastikan perang dengan Hamas akan berlangsung selama berbulan-bulan .

Baca juga: Israel Sudah Ratakan 70 Persen Rumah Penduduk di Gaza, PBB Kok Diam Aja?

Artinya belum ada rencana berhenti Israel untuk terus menghukum orang Hamas yang juga terus melakukan serangan .

Kondisi tersebut tentu saja menjadikan masyarakat sipil sebagai korban . Baik itu tembakan maupun bom serta rudal yang melesat ke pemukiman .

Dan Israel tidak berhenti dengan serangan yang mereka lakukan kepada Hamas

Seperti diberitakan Kompas.com , Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (30/12/2023) menyatakan, perang Israel melawan Hamas akan terus berlanjut selama berbulan-bulan.

Ia bersumpah untuk dapat membawa pulang semua warga Israel yang masih disandera di Gaza.

Baca juga: Dulu Tepuk Tangan Saat Ektrimis Yahudi Banuh Satu Keluarga Palestina, Perwira Israel Itu Kini Tewas

Netanyahu mengakui Militer Israel telah terlibat dalam pertarungan yang kompleks dan membutuhkan waktu untuk mencapai tujuannya.

"Perang akan terus berlanjut selama berbulan-bulan hingga Hamas tersingkir dan para sandera dikembalikan," ujar dia dalam sebuah konferensi pers di Tel Aviv, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami akan menjamin bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel," tambah Netanyahu.

Dia mengeklaim sekitar 8.000 militan Hamas telah terbunuh dalam kampanye militer Israel di wilayah Palestina.

"Selangkah demi selangkah kami melucuti kemampuan Hamas... Kami juga akan melenyapkan para pemimpinnya," ungkap Netanyahu.

Baca juga: Dirayu Benjamain Netanyahu, Amerika Serikat Luluh Untuk Jual Senjata Darurat ke Israel Rp2,2 Triliun

Perang antara Israel dan Hamas meletus setelah pasukan Hamas melakukan serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.140 orang, menurut data dari Israel.

Para mediator internasional telah melanjutkan upaya mereka untuk mengamankan jeda baru dalam pertempuran.

Outlet berita AS Axios dan situs web Israel Ynet, keduanya mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa mediator Qatar telah mengatakan kepada Israel bahwa Hamas siap untuk melanjutkan pembicaraan mengenai pembebasan sandera baru dengan imbalan gencatan senjata.

Ketika ditanya apakah kesepakatan baru untuk pembebasan sandera sedang dinegosiasikan, Netanyahu mengatakan Hamas telah memberikan berbagai macam ultimatum yang tidak dapat diterima.

Baca juga: Pesawat Nirawak Israel UAV Skylark-2 Ditembak Jatuh Al Qassam

"Kami melihat adanya perubahan tertentu (tapi) saya tidak ingin membuat ekspektasi," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kelompok Hamas dilaporkan telah menculik sekitar 250 sandera selama serangan 7 Oktober. Dari jumlah tersebut, menurut Militer Israel, sebanyak 129 sandera masih ditahan di Jalur Gaza.

Pada Sabtu, ratusan demonstran berunjuk rasa di Tel Aviv, menuntut pemerintah untuk membebaskan para sandera.

Serangan Israel ke Gaza sendiri telah menewaskan sedikitnya 21.672 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Perang Israel dan Hamas hanya akan menyisakan kesengsaraan . Tidak ada pihak yang nanti dikatakan menang . Karena warga sipil dan anak tak berdosa yang akan menjadi korbannya . (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Baca juga: Hizbullah Tembakan 100 Roket dan 10 Drone ke Wilayah yang Diduduki Israel

Berita Terkini