TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut kisah burung pipit dan cicak saat Nabi Ibrahim dibakar serta kisah semut dan Nabi Ibrahim as saat dibakar oleh Raja Namrud.
Selain kisah burung pipit dan cicak saat Nabi Ibrahim dibakar juga ada kisah semut dan Nabi Ibrahim as saat dibakar .
Kita awali dengan kisah semut dan Nabi Ibrahim as saat dibakar .
Seekor semut berusaha menolong dengan membawa setetes air untuk memadamkan api yang berkobar.
Seekor binatang mengolok-olok semut yang membawa setetes air itu dan bertanya kepada semut tentang apa yang dilakukannya.
"Untuk apa kamu membawa setetes air tersebut?" tanya binatang itu.
Semut itu kemudian menjawab :
"Untuk memadamkan api yang tengah membakar tubuh utusan Allah, Nabi Ibrahim as," ungkapnya.
Semut pun sampai diremehkan dengan setetes airnya.
"Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?" ujar binatang itu.
Semut itu kemudian mengatakan:
"Ya, tapi dengan setetes air ini lah aku menegaskan bahwa di pihak siapa aku berada," katanya.
Seekor semut ini ingin menegaskan bahwa, meski seekor binatang kecil pun dia tetap patuh dan tunduk kepada Allah dan utusanNya.
Dari Ibnu ‘Abbaas Radhiyallahu Anhu, beliau berkata : Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Shurad. (HR. Abu Dawuud: 2490).
Dirangkum dari Youtube Lentera Kisah, pada kesempatan yang sama, seluruh binatang melata berusaha untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as as, kecuali cicak.
Kerjasama hewan-hewan ini memunculkan percakapan yang menarik antara seekor burung dan cicak.
Burung kecil ini merasa sangat bersedih, karena Nabi Ibrahim as dibakar hidup-hidup.
Ia berusaha keras untuk memadamkan api, dengan cara mengangkut air di paruh kecilnya.
Ia pun pulang dan pergi (bolak-balik) mengambil air dari danau dan menitikkannya ke atas api yang sedang melahap tubuh Nabi Ibrahim as as.
Cicak melihat hal yang diperbuat oleh burung.
Cicak pun tertawa dan mengejeknya, sembari berkata "Bodoh kau burung, mana mungkin air yang dari paruh kecilmu itu dapat memadamkan api yang sangat besar ini."
Burung itu tidak memperdulikannya. Ia tetap saja terus meneteskan air dari paruhnya.
"Aku tidak sanggup melihat Nabi Ibrahim as dibakar hidup-hidup. Biarlah air ini terus menetes. Karena Allah SWT maha tahu pada siapa aku berpihak," kata Burung tersebut membela diri.
"Allah tidak akan melihat hasilnya, apakah aku berhasil atau tidak. Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak," kata burung itu.
Seekor cicak merayap mendekati api yang berkobar yang tengah membakar Nabi Allah Ibrahim.
Seekor binatang kemudian bertanya kepada cicak tersebut.
"Untuk apa kamu merayap mendekati kobaran api tersebut dan membahayakan dirimu," katanya.
Cicak itu pun kemudian menjawab, ingin mencelakakan Nabi Ibrahim as.
"Untuk meniup api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim as agar semakin berkobar," kata cicak.
"Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?" ujar binatang lain.
Cicak itu kemudian mengatakan :
"Ya, tapi dengan itu lah aku menegaskan bahwa di pihak siapa aku berada," ungkapnya.
Maka Rasulullah Muhammad bersabda :
عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ – رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ « كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim alaihis salam," (HR. Bukhari, No 3359).
Dari kisah kedua binatang ini, kita manusia yang diciptakan sebagai makhluk mulia diwajibkan menentukan diri di pihak mana. Apakah sekarang sudah di pihak yang benar di sisi Allah dengan berpegang pada Alquran dan hadist Rasulullah atau sebagai musuh Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam telah bersabda :
فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه (رواه مسلم)
"Kelak ia akan datang di Hari Kiamat memberi syafaat kepada para sahabatnya," (HR. Muslim).
Semut merupakan salah satu hewan yang diabadikan dalam Alquran. Bahkan menempati surat tersendiri yaitu Surah an-Naml. Dalam surah tersebut juga disebutkan semut adalah hewan yang sempat berkomunikasi dengan Nabi Sulaiman Raja Segala Makhluk.
Demikian kisah cicak dan kisah semut dan Nabi Ibrahim as hingga hadist Nabi Muhammad SAW tentang membunuh cicak .
Demikian kisah burung pipit dan cicak saat Nabi Ibrahim dibakar serta kisah semut dan Nabi Ibrahim as saat dibakar oleh Raja Namrud.
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )