Suprihatini tak bisa membayangkan, gadis yang ia besarkan kini berada di balik jeruji besi.
"Saya mikirin Ara di sana, dia gak pernah ngomong apa-apa mas, apa dia bisa beradaptasi di sana."
"Sedangkan di rumah saja, dia selalu di dalam rumah. Makanya saya bingung kok Ara sampai kaya gini, punya masalah sebesar gini," ucap Suprihatini.
Hal senada diutarakan Siti Aminah, tetangga yang juga sangat dekat dengan Devara.
"Saya paling dekat sama Ara, suka ngobrol di kamar, cerita-cerita."
"Dekat saya, sudah kaya adik sedniri saya anggap. makanya saya sedih kalau dengar kabar begini, Mas," ujar Aminah sambil meneteskan air mata.
Tangisnya pecah kala membaca kabar Devara yang sudah dia anggap sebagai adik itu terlibat kasus pembunuhan.
"Saya tahunya dari media, saya kaget, saya syok, langsung saya nangis kenapa Ara begini, gak pernah begini Ara," ujar Aminah
Ia hanya berharap, Devara bisa mendapat hukuman yang tidak berat.
Kendati hukum berbicara tentang kejamnya penghilangan nyawa, Aminah masih belum bisa menerima ulah adik asuhnya itu.
"Saya harpaannya biar cepat selesai, biar dipermudah, biar cepat deh gitu, biar ngeringanin," harapnya.
Kronologi
Kasus pembunuhan ini dilandasi kisah cinta segitiga antara Devara, Didot dan Indriana.
Cemburu buta dengan kisah cinta segitiga yang dilakoni pacarnya, Devara meminta Didot membunuh Indriana.
Didot menyewa pembunuh bayaran, Muhammad Reza Swastika, untuk melancarkan aksinya.
Awalnya, Indriana diajak nongkrong bersama tersangka Didot dan Reza ke wilayah Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Selasa (20/2/2024).