"Tadi pagi 5 orang santriwati sudah melapor, 2 orang nengalami perkosaan, lainnya dilecehkan, kami mendampingi para korban dan melindungi mereka karena masih trauma," katanya kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2024) malam.
Menurutnya, kasus dugaan pelecehan tersebut sudah ramai di masyarakat.
Hanya saja, diduga pelaku AM, pimpinan ponpes tersebut terus berdalih tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.
"Beberapa hari yang lalu orangtua korban sempat ketemu dengan pelaku, pada saat pertemuan tersebut pelaku menyatakan bahwa yang melakukan perbuatan tidak patut itu adalah makhluk gaib," paparnya.
Penyataan pimpinan ponpes inilah yang kemungkinan memicu emosi warga sehingga melakukan perusakan pada Rabu sore.
(*)