"18 orang, pak," kata Rosmaniar menjawab pertanyaan jumlah siswa di kelas itu.
Ia mengaku, WC yang dipermak menjadi ruang kelas dan digunakan untuk tempat belajar mengajar itu sudah selama lima tahun terakhir.
Ia mempersilakan memberi penilaian layak tidaknya ruang belajar itu.
Tetapi bagaimanapun kondisinya, tetap harus digunakan untuk melaksanakan aktivitas belajar mengajar karena sekolah itu kekurangan ruang kelas.
"Layak ndak layak, harus kami pakai karena lokal belum ada, kan," katanya.
Ia berharap bantuan dari pemerintah untuk menambah ruang kelas di sekolah itu.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)