"Istri saya tidak menaruh curiga. Karena sudah biasa mengobati warga di rumah mereka. Jadi ketika dapat panggilan tentu istri saya datang," imbuhnya.
Setiba di rumah pelaku sekitar pukul 13.00 Wib, istrinya disuruh masuk.
Tapi istri pelaku tak terlihat di dalam rumah rumah tersebut.
Hanya para pelaku saja yang nampak.
"Saat itu salah satu pelaku menyebutkan bahwa istrinya sedang berada di Indomaret dan mengobatinya duluan. Setelah menyuntik pelaku, istri saya mau cuci tangan ke belakang. Sedang cuci tangan itulah istri saya diancam dari belakang dengan senjata tajam dan senjata api," imbuhnya.
Karena takut, Siti hanya bisa pasrah saat para pelaku membongkar tasnya yang berisi Hp, emas dan uang tunai.
Bahkan Siti dipaksa untuk memberikan PIN kartu ATM miliknya.
"Istri saya dibawa keliling menggunakan mobil dengan mata tertutup. Untungnya mereka tidak memukul istri saya," imbuhnya.
Menurut Syafri, istrinya sempat disuruh menjual emas ke toko langganan melalui telepon. Hasil penjualan akan ditransfer ke rekening milik istrinya.
"Para pelaku mengambil uang hasil jual emas ke ATM di Jalan Kelakap 7. Setelah itu istri saya memberanikan diri membuka paksa pintu mobil dan meloncat dari mobil yang sedang berjalan. Lalu istri saya berjumpa orang dan minta diantar pulang," terangnya.
( Tribunpekanbaru.com /donny kusuma putra )