Kereta Api Tabrak Mobil di Medan

Hati Setia Manulang Remuk, Jadi Yatim Piatu Usai Ibunya Jadi Korban ke-7 yang Tewas Kecelakaan

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto keluarga yang jadi korban kecelakaan dan tertabrak kereta api di Deli Serdang Senin, (22/7/2024).

TRIBUNPEKANBARU.COM - Belum hilang luka hati yang dialami Setia Manulang pasca kecelakaan kereta api vs mobil Toyota Rush yang menelan 6 nyawa keluarganya.

Kini hati Setia Manulang kembali remuk setelah sang ibunda yang menjadi satu-satunya korban yang selamat, justru ikut menghembuskan nafas terakhirnya.

Diketahui kereta api yang melintas di Desa Sumberjo Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang itu menabrak satu unit mobil.

Mobil diketahui diisi 7 orang penumpang.

Korban terdiri dari pasangan suami istri Ramses Manulang (52) dan Herawati Manurung (51) serta lima orang anaknya, Gabriela Manulang (28), Sarah Manulang (26), Yohanes Manulang (24), David Manulang (22) dan Niko Manulang (20).

Sebanyak 6 orang tewas akibat mobil tertabrak kereta api pada Minggu, (21/7/2024) siang.

Pada saat kejadian, Herawati Manurung selamat dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Namun takdir berkata lain, Herawati Manurung meninggal pada Senin pukul 06:30 WIB tadi setelah mendapat perawatan selama 11 hari usai kejadian.

Isak tangis  histeris Setia Manullang (14) kembali pecah setelah tiba di rumahnya dan melihat jenazah ibunya, Herawaty Manurung (51) Jumat, (2/8/2024).

Ibunya korban terakhir yang meninggal dunia dalam peristiwa kecelakaan antara mobil Toyota Rush BK 1496 MAA yang tertabrak kereta api di jalan perlintasan kereta api tanpa palang pintu perbatasan Desa Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam dengan Desa Sumberjo Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Minggu, (21/7/2024).

Setia Manullang baru saja tiba dari Jambi sekitar pukul 07.30 WIB. 

 Beragam hal disampaikan Setia begitu dekat dengan jenazah ibunya yang sudah berada di peti jenazah.

Tutup peti jenazah dan tanda salib sudah disiapkan di teras rumah duka Jumat, (2/8/2024). 

Disampaikan mengapa ibunya juga pergi meninggalkannya karena hanya ibunyalah yang ia punya.

Jenazah ibunya sudah tiba di rumah duka Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB dari rumah sakit Adam Malik Medan. 

"Kenapa kalian pergi semua mak. Tiap pagi mamak bangunin aku (untuk) sekolah. Sama siapa lagi aku mak," ucap Setia sambil menangis dan memegangi wajah ibunya. 

Saat itu keluarganya yang perempuan pun sempat berusaha untuk menenangkannya.

Karena baru sampai dari Jambi, Setia pun sempat disuruh untuk beristirahat lebih dahulu.

Keluarga yang melihatnya menangis juga tidak bisa menyembunyikan kesedihan. 

"Banyaknya nanti yang ngurus mu. Istirahat dululah kau ya," ucap seorang perempuan sambil mengelus-elus punggungnya. 

Marise Manurung yang merupakan adik kandung korban mengatakan mereka berangkat dari Jambi Kamis, (1/8/2024) sekira pukul 09.00 WIB.

Setelah mendapat kabar dari Medan, Herawaty Manurung meninggal sekitar pukul 07.00 mereka pun langsung bergegas. Menurutnya kakaknya ini adalah orang yang paling baik. 

"Abang sama kakakku ini baik kali orangnya. Mamak kandungku dulu pun meninggal di sininya. Kakakku anak ke 6 dan aku anak ke 8. Kalau si Setia tinggal sama kami di Jambi,"ucap Marise Manurung.

Marise menyampaikan setelah tau bapak dan 5 orang saudaranya meninggal, Setia meminta untuk ikut tinggal di Jambi bersamanya.

Karena itu ia pun kemudian mengurus surat pindah sekolah Setia dari SMP Negeri 1 Lubuk Pakam.

Ke depan Setia pun akan tetap tinggal di Jambi. 

"Sudah sempat sekolah satu hari si Setia di Jambi. Dapat kabar seperti ini datang lagi lah kami. Selama ini yang jaga kakak di rumah sakit ya ganti-gantian lah keluarga. Sebenarnya kemarin itu (awal pertama kali kejadian) sadarnya kakak ini cuma 4 hari terakhir menurun kondisinya,"kata Marise. 

Sementara itu Manatar Simanulang menyebut mereka akan memakamkan kakak iparnya ini di kampung mereka di Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Sabtu, (3/8/2024).

Jenazah akan dimakamkan di dekat suami dan 5 anaknya yang lain.

Dengan meninggalnya Herawaty Manurung membuat korban kecelakaan tertabrak kereta api menjadi 7 orang.

Mereka semuanya satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 5 orang anaknya. Setia Manulang menjadi satu-satunya anak korban yang tersisa.

Ia bisa selamat lantaran tidak ikut dalam rombongan dan memilih tidur di dalam rumah dan tinggal bersama bibi dan dua sepupunya.

Saat kejadian ayah dan 5 abang dan kakaknya yang lebih dahulu meninggal. Mereka bernama  Ramses Manulang (52), Gabriela Manulang (28), Sarah Manulang (26), Yohanes Manulang (24), David Manulang (22) dan Niko Manulang (20).

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkini