TRIBUNPEKANBARU.COM - Dedi Mulyadi kali ini kembali menemukan keterangan baru dalam pengungkapan Kasus Vina Cirebon.
Ia menemukan satu saksi yang bernama Adi Hariadi.
Adi bahkan berani menantang Suroto, sosok pertama yang mengaku menolong korban pada 2016.
Adi menegaskan bahwa Vina dan Eky bukalah korban pembunuhan.
Pada tayangan Youtubenya, Dedi Mulyadi bertemu dengan Adi di Yogyakarta.
Adi meyakini bahwa kematian Vina dan Eky bukan karena pembunuhan, melainkan murni kecelakaan.
"Saya inget-inget kok masa pembunuhan gitu kan, kan waktu itu saya lihat itu padahal ini kecelakaan, saya bersedia bersaksi," tegas Adi sambil berjabat tangan dengan Dedi Mulyadi dilansir dari Youtubenya, Selasa, (6/8/2024).
Bahkan, Adi menantang untuk bertemu dengan saksi Suroto yang menyebut jika jasad Vina dalam kondisi pakaiannya terpelorot.
Pasalnya, Adi mengklaim bahwa dirinya benar-benar menyaksikan insiden kematian Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 lalu.
"Ada Banpol Desa ada celana melorot pertemukan dengan saya, itu fitnah itu orang yang sudah meninggal malah difitnah, itu murni kecelakaan, kalau ada CCTV disitu pasti saya kelihatan, terus siapa aja yang menolong, terus orang yang bawa motor itu bersuara lah demi kebenaran, kasihan orang-orang yang dipenjara," bebernya.
Baca juga: Balik Tantang Iptu Rudiana soal Sumpah Pocong, Farhat Abbas: Segera Buktikan keberaniannya
Baca juga: Dua Teman Marisa Putri yang Ikut Pesta Miras dan Narkoba Masih Diburu, Ini Identitasnya
"Bapak bener-bener gak nih, reputasi saya dipertaruhkan loh pak," kata Dedi.
"Bener pak demi Allah," bebernya.
Sebelumnya, pria yang mengenakan topi hitam itu bernama Adi Hariadi berasal dari Kudus.
Adi mengaku bahwa saat itu ia berangkat ke Cirebon untuk perjalanan spiritual.
"Waktu itu saya ke Cirebon jalan kaki keliling pulau Jawa dari rumah Kudus sampai 2 tahun pokoknya ziarah-ziarah ditugasin oleh guru," ujar Adi.
Perjalanan Adi itu diakui bertepatan dengan peristiwa kematian Vina dan Eky.
Saat itu, Adi menyebut bahwa ada kecelakaan yang melibatkan kendaraan Vina dan Eky di jembatan flyover Talun, Cirebon pada, 27 Agustus 2016 silam.
"Pada malam itu saya lihat ada kecelakaan sepeda motor, saya jalannya di seberang mereka tapi satu arah, saya lihat motor udah jatuh," kata Adi.
Pria yang berprofesi tukang rongsokan ini mengklaim bahwa ia menyaksikan jasad Vina dan Eky yang sudah tergeletak hingga di bawa mobil ke rumah sakit.
"Udah jatuh motor itu berboncengan sama perempuan jaketnya itu ditaliin, saya ngeliat itu sampai jasad diangkat ke mobil pak," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE Anggota TNI Dibacok Geng Simple Life: Terduga Pelaku Tewas? Begini Kabar Dolly Manurung
Baca juga: 6 FAKTA Anak di Bawah Umur Dicabuli oleh Ayah dan Abang Kandung di Siak, Riau
Kang Dedi pun memastikan apakah benar kesaksian Adi melihat langsung kronologi Vina dan Eky mengalami kecelakaan.
"Yang saya tanya bapak ngelihat dari awal motornya jatuh gak," ujar Dedi Mulyadi.
"Saya lihat pak jaraknya kurang lebih 30 meter, kalau menurut saya itu yang laki ngantem tiang langsung mental ke aspal," ungkap Adi.
Adi berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi Vina sudah dalam keadaan tengkurap.
"Seinget saya yang perempuan itu kondisinya telungkup, dan helmnya pecah," sambungnya.
"Mulai ada motor datang saya tanya katanya ada kecelakaan, orang itu bilang jangan diapa-apain pak nanti ada apa-apa, ada lagi datang 5 orang sama saya, terus saya yang nyuruh ngelapor, beberapa menit polisi baru dateng, warga mulai rame dateng, sampai selesai ngangkat saya ngeliatin," ujarnya.
Adi meyakini jika darah yang keluar dari belakang leher Eky berasal dari menghantam tiang listrik.
"Waktu itu telungkup pak mungkin itu udah dibalikin waktu mau diangkat itu difoto-foto," ujar Adi saat diperlihatkan kondisi jasad Eky dan Vina.
Disisi lain, Adi mengaku tidak tahu menahu soal kasus pembunuhan Vina yang melibatkan 8 orang dipidana.
"Saya gak tahu apa-apa, baru tahu juga denger yang baru-baru ini kan remenya baru sekarang, 2016 saya gak denger(ada yang dipidana)," ujar Adi.
Kesaksian Suroto
Sebelumnya, Suroto, petugas keamanan atau siskamling di desa sekitar jembatan Talun, mengaku sebagai sosok pertama kali menolong Vina dan Eky diyakini sangat Susno Duadji.
Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.
Saat itu, Suroto sempat gemetaran tak menyangka melihat kondisi Vina yang memprihatinkan hingga membuatnya tergerak untuk menolong.
Adapun kejadian itu diketahuinya berawal ketika sedang patroli di sekitaran TKP.
Dirinya menemukan jasad duo sejoli tersebut pada malam hari.
"Hari itu saya patroli keliling karena saat itu rawan begal di jam 10-11 malam. Jam 10 saya lewat, mutar balik ke flyover sini, saya melihat korban-korban tergeletak," cerita Suroto saat ditemui iNews di jembatan flyover Talun, dikutip dari tayangan kanal YouTube Official iNews, Rabu, 5 Juni 2024.
Dia pun lalu menunjukkan posisi tubuh Eky dan Vina yang ketika itu tergeletak di tengah pembatas jalan flyover Talun.
Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.
"Jam 10 malam. Bisa dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat, saya saksi, masih ingat betul," ungkap Suroto.
"Ini asli dan tidak ada saya rekayasa, posisi ada disini bukan disana(trotoar)," tegasnya.
Ketika itu, dirinya pertama kali menolong Eky. Ia pun mengungkapkan kondisi kekasih Vina itu yang sudah tidak bernyawa.
"Pertama saya nolong si laki (Eky), nggak tahu namanya waktu itu. Posisinya masih pakai helm. Saya tanya 'dek, dek, dek', dia nggak nyahut. Tebakan saya dia sudah mati, karena darahnya banyak. Waktu itu hujan, dan darahnya itu mengalir ngikutin air," ungkap Suroto.
Suroton menyebut Eky saat itu, mengenakan jaket bergambar logo klub motor XTC berwarna biru putih.
"Pakai jaket, kalau nggak salah jaket XTC warna biru putih," terangnya.
"Karena saya pikir Eky sudah meninggal, saya lalu fokus menolong si perempuan (Vina), waktu itu juga nggak tahu namanya siapa," ujar Suroto.
Menurutnya, posisi Vina ketika itu terlentang dan masih dalam kondisi sadar. Vina bahkan pun sempat merintih meminta pertolongan kepada Suroto.
"Dia minta tolong, 'tolong, tolong', saya tolonglah si perempuan. Aku bilang 'sabar dek, lagi manggil mobil'," ucapnya kala itu.
"Waktu dia terlentang, kepalanya saya angkat, posisi dia itu saya papah kepalanya," tambahnya.
Lebih lanjut, Suroto juga mengungkap kondisi Vina saat itu dimana korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.
"Kondisi Vina parah juga, kaki luka, kena sobekan besi atau apa, kita juga nggak tahu. Dia luka parah. Tangannya luka parah, wajahnya memar semua. Kaki kiri patah, kepala berdarah juga," bebernya.
Selain itu, ia juga melihat tubuh bagian bawah Vina sudah tertutupi jaket XTC sama seperti yang dikenakan Eky.
"Vina sebelum saya tolong, jaketnya itu sudah menutupi (bagian bawah tubuhnya), jaketnya itu sama (dengan jaket XTC Eky) warna putih biru," tutur Suroto.
Ia juga mengaku sempat membetulkan dalaman bagian bawah tubuh Vina karena melorot.
Tak lama setelah itu, Suroto pun melihat polisi datang di lokasi penemuan tubuh Vina Cirebon dan Eky tersebut.
"Nggak lama kemudian anggota polisi datang," ujarnya.
Suroto juga yang ikut mengantarkan Vina ke rumah sakit, dikatakannya masih bernyawa.
"Perempuannya masih hidup, masih minta tolong terus sampai rumah sakit, saya dulu sampai gemeter gak tega 'kok sampai kayak gini yaAllah'," katanya.
Melihat kondisi Vina, Suroto sempat curiga jika kematian almarhum bukan karena kecelakaan.
Pasalnya, saat Suroto mengaku melakukan survey ulang di TKP sehari setelah kejadian.
"Ga ada benturan besi, karena abis kejadia jam 10 malem itu, saya menemukan korban, paginya saya survey apa bener sih kecelakaan sampai kayak gitu, tapi gak ada sama sekali beretan, tapi diinformasikan polisi kecelakaan laka lantas.
Hingga kecurigaan Suroto terbukti setelah berselang lama kematian Vina dan Eki disebabkan karena kasus pembunuhan.
"Mangkanya film-film itu salah semua, gak bener posisi, wilayah di Kecomberan, posisi gak disana, saya berani sumpah demi Allah inilah yang saya tolong pertama, saya dihadirkan ke persidangan dua kali," paparnya.
Disisi lain, Suroto mengaku tidak tahu menahu soal kasus pembunuhan Vina yang melibatkan beberapa pelaku bahkan ia tidak mengetahui bahwa korban merupkan anak Briptu Rudiana.
"Saya fokusnya cuma nolongi aja," tandasnya.
Namun bergulirnya kasus Vina Cirebon ini justru memantik silang pendapat yang semakin luas.
Pasalnya, kesaksian Suroto kembali disorot karena bertentangan dengan keterangan-keterangan baru yang muncul belakangan.
Susno Duadji Merasa Tertipu
Susno Duadji kini mengaku tertipu dengan kesaksian Suroto.
"Banyak saksi-saksi yang enggak jelas, berbohong, termasuk Suroto, yang dulu saya puji-puji bagus ternyata bohong juga," ujar Susno Duadji di Youtube Sindo Prime yang tayang pada Kamis (18/7/2024).
Pernyataan Suroto yang disorot Susno adalah pengakuan sebagai orang pertama yang melihat Vina dan Eky di jembatan.
Nyatanya, Vina dan Eky ditemukan orang lain yang kemudian melapor ke Polsek Talun.
"Yang pertama menemukan justru orang yang melapor ke polsek. Jadi banyak saksi ngaku-ngaku yang pertama (melihat), tapi bohong juga," ujarnya.
Suroto juga mengaku melihat Eky tergeletak di jalan dalam kondisi helm masih terpasang di kepala.
"Ternyata, di fotonya helmnya sudah terbanting di jalan," kata Susno Duadji.
Pernyataan lain yang tidak sesuai adalah posisi Vina dan Eky. Suroto menyebut tubuh Eky dan Vina berjarak sekitar enam meter.
"Ternyata, enggak sampai enam meter. Jadi itu yang harus hati-hati kalau saksi itu suka berubah. Harus diperkuat dengan keterangan lain," ujar Susno.
Susno yang menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat (2008) dan Kabareskrim (2008-2009) ini sempat meyakini bahwa Suroto tidak berbohong.
Menurut Susno, kesaksian Suroto bahkan bisa membuat terang perkara ini.
"Kesaksian Suroto ini lebih meyakinkan karena didukung oleh 2 anggota Polri yang didukung juga oleh perawat atau bidan di rumah sakit. Jadi dia cukup kuat," ujar Susno pada 8 Juni 2024.
Kesaksian Suroto bisa mengubah jalannya perkara ini menjadi berbanding terbalik 180 derajat.
Pasalnya, keterangan Suroto dengan prarekonstruksi berbeda.
"Termasuk yang sudah disidangkan, termasuk yang sudah mendapat vonis. Berarti hakim, jaksa dan Polri membawa perkara itu ke depan sidang berdasarkan suatu rekayasa kejadian," katanya.
Kini, Susno Duadji baru menyadari bahwa pernyataan Suroto berbeda dari keterangan lain yang tampaknya lebih kuat kebenarannya.
Diketahui, kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam itu sudah berproses hukum.
Ada delapan pemuda yang ditangkap dan kemudian divonis hingga menjalani pidana penjara.
Mereka adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal.
Seluruhnya divonis penjara seumur hidup kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa masih usia anak, dan sudah bebas sejak 2020.
Iptu Rudiana kini jadi sorotan lantaran yang melaporkan para terpidana hingga divonis seumur hidup.
Selain itu para terpidana dihukum berdasarkan kesaksian Aep dan Dede.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)