Keluarga berharap agar pengusutan kasus bisa dilakukan dengan transparan.
"Kami segenap keluarga besar mengharapkan supaya proses ini dibuka selebar-lebarnya oleh kepolisian, dan setelah itu mudah-mudahan tidak ada kesalahan," imbuhnya.
Untuk diketahui, Ida Bagus Ardana menjabat sebagai bupati Jembrana selama dua periode, yaitu pada 1980-1985 dan 1985-1990.
Jenazah Ida Bagus Ardana dan istri, Sri Wulan Trisna, dikremasi di Krematorium Kerta Semadi di Mumbul, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (15/8/2024) pukul 10.30 Wita.
Pasangan suami istri tersebut ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di rumahnya pada 8 Agustus 2024.
Jasad Ida Bagus Ardana tergeletak di dekat pintu dapur, sedangkan jenazah Sri Wulan Trisna berada di atas kasur kamar.
Cerita Keluarga
Diwartakan sebelumnya, adik dari IB Ardana, IB Lilik Sudirga, pun menceritakan bahwa terakhir kali mereka komunikasi adalah pada bulan Juli 2024.
"Terakhir kali pulang saat Galungan lalu, sedangkan kontak lewat HP pada bulan lalu,"
"Entah situasinya di sana bagaimana, kita belum tahu persis, sampai beliau meninggal," ujarnya.
Dikutip dari TribunBali.com, IB Lilik menceritakan jasad kedua korban pertama kali ditemukan oleh anak IB Ardana, Windi.
Saat itu Windi sedang berkunjung ke rumah korban bersama suaminya.
"Setelah ditelpon-telpon ibunya tidak angkat HP. Selanjutnya suaminya naik pagar dan ditengok, ternyata ibunya dilihat dalam kondisi tidur, tidak bergerak, pakai selimut yang posisinya ada di kamar," ujarnya.
Windi pun langsung melapor kepada ketua lingkungan setempat hingga warga mendobrak pintu rumah korban.
"Setelahnya dilihatlah kakak (IB Ardana) meninggal dalam posisi terlentang di belakang rumah,"