Dokter di Semarang Tewas dalam Kos

UPDATE Tewasnya Aulia Mahasiswa Kedokteran Undip: Kirim Uang Rp225 Juta Sebelum Tewas, Ulah Senior?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orangtua dari dokter Aulia Risma korban perundungan hingga meninggal dunia melaporkan senior anaknya ke Polda Jateng.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus Dokter di Semarang Tewas dalam Kos, Aulia Risma Lestari hingga kin imasih terus diselidiki.

Sejumlah fakta terungkap.

Adapun korban adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip.

Ada dugaan Aulia tewas bunuh diri karena dibully saat menjalani pendidikan oleh lingkungannya.

Dari hasil pemeriksaan terungkap informasi bahwa dokter Aulia kerja sampai subuh hingga dipalak puluhan juta oleh seniornya setiap bulan.

Kini polisi mengungkapkan bahwa Aulia sempat mengirim uang sebesar Rp 225 juta dari rekening pribadinya ke sejumlah penerima.

Hal itu diungkap Kuasa hukum keluarga dr Aulia Risma, Misyal Achmad.

Para penerima aliran dana tersebut kini masih ditelusuri oleh pihak kepolisian. 

"Iya masih ditelusuri lewat pemeriksaan Ibu dari Aulia Risma di Polda Jateng hari ini," ujarnya dilansir Tribun-medan.com, Jumat (13/9/2024).

Dia mengaku tak mau menyebut penerima dari aliran dana tersebut karena tak mau menganggu proses penyelidikan polisi. 

Namun, kata dia, penulusuran aliran dana ini sebagai upaya untuk mengungkap adanya dugaan pemerasan yang dialami korban selama menjalani PPDS Anestesi Undip di RSUP Kariadi Semarang.

Baca juga: Isu Cerai dengan Paula hanya Gimmick Baim Wong untuk Film Baru? Oka Antara Bilang Begini

Baca juga: Anak Abah Jangan Marah Disebut Mengkhianati Anies Baswedan, PKS Ingatkan Soal Dukungan di Pilpres

"Ibu korban yang menjelaskan ke penyidik soal rekening koran tersebut uang mengalir ke mana saja," terangnya.

Di samping itu, Nuzmatun Malinah (57), ibunda mendiang dr Aulia Risma dikabarkan bakal diperiksa oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Misyal membenarkan informasi tersebut.

Namun, dia menolak mentah-mentah panggilan pemeriksaan dari Kemendikbudristek terhadap ibu korban. 

"Kami tolak karena ibu korban masih diperiksa oleh Polda Jateng, biar tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, selain diminta setor uang ke senior sebesar Rp40 juta setiap bulan, dr Aulia diduga disuruh pesan 80 nasi kotak setiap hari.

Ia juga harus angkat-angkat galon padahal diketahui memiliki masalah kesehatan saraf terjepit.

"Itu dilakuan setiap hari," kata pengacara keluarga dr Aulia, Misyal Achmad dikutip Tribun-medan.com dari Kompas.com, Jumat (6/9/2024).

Selain itu, dokter ARL juga diminta menyetorkan dan mengumpulkan uang untuk membayar orang yang mengerjakan jurnal milik atasan. 

"Sampai seperti itu. Jadi miris kita melihatnya," ungkap dia. 

Misyal mengatakan, korban juga dipaksa bekerja mulai pukul 03.00 WIB hingga pukul 01.30 WIB saat praktik di RSUP Kariadi. 

"Itu setiap hari hingga drop," ungkapnya.

Orangtua dari dokter Aulia Risma, korban perundungan hingga meninggal dunia, melaporkan senior anaknya ke Polda Jateng. 

Polda Jateng telah menemukan adanya indikasi pidana dalam kematian dokter Aulia Risma. 

Polisi mengungkapkan bahwa Aulia Risma tewas bunuh diri gegara mendapatkan perundungan dari para seniornya. 

Dia disuruh melayani para seniornya selama 24 jam dan memberikan uang Rp 40 juta per bulan untuk memenuhi biaya di luar kuliah. 

Ia mendapatkan perundungan saat menjalani program praktik di RSUP Kariadi Semarang. 

Aulia merupakan mahasiswa S2 dari Universitas Diponegoro (Undip). 

Ibunda dari Dokter Aulia belakangan buka suara terkait keluhan yang pernah ia sampaikan beberapa waktu lalu.

Hal itu sebelum sang anak dinyatakan meninggal dunia.

Kini keluarga resmi melaporkan terduga pembully yang disebut-sebut senior tempat Dokter Aulia bekerja.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

Berita Terkini