Produk yang sudah diseleksi, dikemas pada kemasan kaleng seperti sarden, gudeg yogya dan lainnya wajib dilakukan sterilisasi dan bakterinya langsung dipisahkan.
“Alhamdulillah, sejak proses sterilisasi ini kita lakukan, maka produk UMKM di Kota Batam ini dapat bertahan hingga 1 tahun lebih. Biasanya hanya 3 bulan suda berjamur, kedepannya proses sterilisasi ini akan kita kembangkan di daerah lainnya di Kepri. Sekarang hanya di Batam, karena Batam merupakan kawasan pedagangan bebas dan pelabuhan internasional yang bebas pajak ekspor, nol rupiah. Produk UMKM kita sudah diekspor ke Johor, Singapura, Turki dan sejumlah negara tetangga lainnya,” kata Ansar.
Gubernur Kepri ini optimis, BRK Syariah akan tetap menjadi bank kebanggaan dan menjadi institusi nomor 1 di Riau dan Kepri.
Pemerintahan boleh berpisah tapi secara psikologis Kepri dan Riau ini adalah abang dan adek yang tidak bisa dipisahkan dan Bank Riau Kepri Syariah ini menjadi pemersatu dua provinsi ini.
“Walaupun ada suara di Kepri itu akan membangun bank daerah, kita tetap dengan BRK Syariah untuk pelayanan dan jasa keuangannya. Sejak awal kita sudah bersama-sama membesarkan BRK Syariah ini hingga memiiliki keuntungan yang besar. Jadi bukan berpisah, tetapi kita berkewajiban memberikan tambahan modal yang besar untuk bank yang kita banggakan ini,” tutur Ansar. ( Rilis )