Selain belajar menulis, peserta juga diajarkan bagaimana memoles karya mereka agar lebih menarik.
Proses pendampingan ini akan terus dilakukan bahkan setelah acara kemah berakhir.
Para pemateri akan membimbing mereka hingga cerita pendek yang dihasilkan siap untuk diterbitkan.
"Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mencetak penulis muda yang mampu memperkaya khazanah sastra daerah. Dengan munculnya cerpenis-cerpenis muda dari kalangan siswa, bahasa Melayu Riau akan terus hidup dan berkembang. Buku kumpulan cerpen hasil kemah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk turut berkarya dan mencintai budaya lokal," ulasnya.
Kemah Cerpen di De Kotoz bukan hanya sekadar pelatihan menulis. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang bagi generasi muda untuk merajut mimpi, menggali potensi, dan melestarikan budaya daerah.
(Tribunpekanbaru.com/Alexander)