Gunung Marapi Erupsi

KISAH Gunung Marapi Sumbar Resmi Ditutup Permanen, Tak Ada lagi Pendakian, Gantinya Wisata Kemah

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MARAPI DITUTUP PERMANEN. Kamis (7/12/2023), operasi Search dan Rescue (SAR) pencarian korban erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), resmi ditutup. Terlihat Gunung Marapi masih mengalami erupsi.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kisah Gunung Marapi Sumatera Barat yang kini takkan lagi boleh didaki secara resmi . 

Ya , pemerintah daerah Sumatera Barat secara resmi menutup kegiatan mendaki Gunung Marapi . Pemberlakukannya secara permanen .

Dengan demikian , bagi pendaki , maka Gunung Marapi hanya tinggal kenangan. Tentu saja bagi yang hobi mendaki akan mengingat bagaimana saat penuh suka dan duka mendaki Gunung Marapi .

Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Abu Vulkanik Setinggi 1 Km, Mengarah ke Tanah Datar dan Payakumbuh

Kini , tak adalagi pendakian ke Gubung Marapi . Pemerintah Sumbar resmi menutup secara permanen .

Dan kabar yang beredar, selanjutnya warga akan bisa menikmati keindahan Gunung Marapi lewat berkemah .

Ya , Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) berencana mengembangkan wisata perkemahan di Gunung Marapi setelah izin pendakian ditutup secara permanen.

Kawasan tersebut akan difokuskan pada wisata non-pendakian untuk tetap mendorong sektor ekonomi masyarakat.

"Wisata pendakian ditutup dan TWA Marapi rencananya akan menjadi wisata berkemah dan yang lainnya, bukan pendakian lagi," kata Ka Sub Bag TU Balai KSDA Sumbar, Dian Indriati saat dikonfirmasi, Rabu (29/1/2025).

Dian menyebutkan hal tersebut sesuai dengan berbagai pertimbangan. Terutama dengan melihat kondisi status Gunung Marapi serta perekonomian masyarakat.

"Itu pun apabila kondisi tidak erupsi lagi. Karena masyarakat perlu pemasukan untuk peningkatan perekonomian dari sektor wisata," kata Dian.

Sementara itu, Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto, menyebutkan terkait wisata perkemahan masih dalam tahap ide dan perencanaan.

"Terkait wisata perkemahan dan non pendakian di TWA Gunung Marapi prosesnya kemungkinan masih panjang," ujarnya saat dikonfirmasi.

"Karena kami harus mendengarkan juga masukan dari pemerintah daerah dan stakeholder lainnya terkait keselamatan dan aspek lainnya," sambungnya.

Lugi mengungkapkan bahwa pihaknya bersama tim ahli tengah melakukan kajian terkait wisata perkemahan tersebut.

"Untuk wisata diluar pendakian pada radius diluar 3 KM kami sedang melakukan kajian dengan pihak dan tim ahli dari Universitas Andalas," katanya.

Baca juga: Erupsi Gunung Marapi , Sumbar : Pertanda Alam , Hewan Liar Turun ke Pemukiman, Warga Khawatir

"Jadi kita akan menunggu hasil kajian ini terlebih dahulu apakah bisa dilaksanakan atau bagaimana nantinya," pungkasnya.

Inilah Sosok Gubung Marapi

Gunung Marapi terletak di dua wilayah, yakni Kabupaten Agam dan Kabupaten tanah Datar, Sumatra Barat. Gunung ini berjarak sekitar 24 kilometer dari Kota Bukittinggi ke arah tenggara.

Gunung Marapi dan Merapi merupakan dua gunung yang berbeda. Marapi terletak di Sumatra Barat sedangkan Merapi berlokasi di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Gunung Marapi berada 2.891 mdpl (meter di atas permukaan laut). Selain cukup tinggi, status Gunung Marapi juga masih aktif. Namun demikian, tetap banyak pendaki yang berambisi menaklukkan puncaknya.

Sejarah Gunung Marapi Sumbar Meletus Sejak 1700-an

Gunung Marapi termasuk jenis gunung berapi kerucut alias stratovolcano. Gunung ini memiliki puncak dengan kawah yang saling tumpang tindih. Namanya Kaldera Bancah dengan lebar 1,4 kilometer.

Meskipun begitu, sebagian besar erupsi Gunung Marapi terjadi dalam skala kecil hingga sedang. Erupsi tersebut juga tidak disertai aliran lava, terutama selama periode pengamatan modern.

Sejarah Gunung Marapi Sumbar meletus dengan skala besar terakhir kali pada 12 Maret 2000. Ketika itu, ledakan dari erupsi Gunung Marapi terdengar sampai jarak 25 kilometer.

Baca juga: Update Erupsi Gunung Marapi, Sumbar , Pemerintah Sudah Bagi-bagi Masker, Status Level III , Siaga

Kolong abu hitam akibat letusan Gunung Marapi ketika itu mampu menembus ketinggian 3 kilometer dari puncak. Sebaran abunya menjangkau area sampai 350 kilometer ke arah utara.

Dilansir situs Volcano Discovery,erupsi lebih kuat lagi terjadi pada 23 April 2001. Saat itu kolong abu menjulang hingga 6 kilometer.

Gunung Marapi meletus dengan ledakan cukup fatal beberapa kali, yakni pada 1975, 1979, dan 1992.

Pada 30 April 1979, misalnya, Gunung Marapi Bukittinggi meletus dengan disertai hujan lebat. Hujan tersebut membuat lahar matang dan material vulkanik lainnya turun dan mengalir ke sisi utara dan timur. Akibatnya, tanah longsor pun terjadi dan menimbulkan korban 80 orang tewas.

Tentu saja bagi sebagian orang keberadaan Gunung Marapi adalah sebuah cerita panjang yang akan terus meluncur dari mulut ke mulut . (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkini