“Tannos memiliki tim pengacara. Dia juga berhak mengajukan jaminan.
"Tentu saja, dia juga akan meminta waktu untuk mempersiapkan kasusnya. Dan jika pengadilan memerintahkan ekstradisi, dia berhak mengajukan banding."
Sampai Dua Tahun
Shanmugam mengatakan sidang ekstradisi bervariasi dari kasus ke kasus, tetapi jika rumit dan diperebutkan di setiap langkah, bisa memakan waktu dua tahun atau bahkan lebih lama.
Kasus ekstradisi di Singapura dengan proses hukum terpanjang sejauh ini memakan waktu sekitar dua tahun.
Kasus ini melibatkan dua bersaudara asal India, Avanish Kumar Jha dan Rajnish Kumar Jha, yang ditangkap di Singapura pada April 2023, dan diekstradisi ke AS pada Februari 2025 untuk menghadapi tuduhan terkait penjualan narkoba di sana.
Ada banyak spekulasi oleh media Indonesia terkait kasus Tannos, dengan beberapa mempertanyakan mengapa butuh waktu lama untuk diekstradisi meskipun ia telah ditangkap, dan kedua negara memiliki perjanjian tetap.
Ditanya tentang hal ini, Shanmugam mengatakan pihak berwenang Singapura telah bekerja sama erat dengan Indonesia tetapi masih memerlukan waktu.
Singapura menerima permintaan penangkapan sementara dari Indonesia pada 19 Desember 2024.
Shanmugam mengatakan Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) dan AGC menemukan permintaan tersebut termasuk dalam kerangka perjanjian ekstradisi.
Jadi CPIB mengajukan dan memperoleh surat perintah penangkapan untuk Tannos dari pengadilan pada 17 Januari.
Dia ditangkap hari itu dan telah ditahan tanpa jaminan sejak saat itu.
Pada sidang ekstradisinya tanggal 23 Januari, Tannos mengatakan melalui pengacaranya bahwa ia memiliki paspor diplomatik dari negara Afrika Barat, Guinea-Bissau.
Namun Penasihat Negara saat itu mengatakan bahwa hal ini tidak memberinya kekebalan diplomatik karena ia tidak diakreditasi oleh Kementerian Luar Negeri Singapura.
Hakim telah bertanya kepada Tannos apakah dia ingin menyetujui penyerahan diri kepada negara asing.