TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bagi Henny Sasmita Wahid, seorang perempuan harus memiliki value, baik dalam keluarga maupun di tengah masyarakat.
Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Riau, ia tak hanya mendampingi suami dalam tugas pemerintahan, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang bertujuan memberdayakan perempuan dan masyarakat.
"Perempuan harus saling menjaga dan mendukung. Kita tidak boleh membiarkan perempuan lain di sekitar kita menderita, sementara kita hanya diam saja," ujarnya.
Baginya, perempuan memiliki peran besar dalam menciptakan perubahan, baik dalam keluarga maupun dalam lingkup yang lebih luas.
Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah edukasi terhadap perempuan korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Melalui berbagai kegiatan sosial, Henny juga mengajak perempuan untuk berani berbicara dan keluar dari lingkaran kekerasan.
"Jika kita memiliki wawasan dan pengetahuan, kita bisa membantu mereka lebih baik. Kita bisa memberikan edukasi agar mereka berani speak up dan mencari jalan keluar dari kondisi yang tidak sehat," tuturnya.
Sebagai Ketua TP PKK, Henny juga berupaya menjalankan program-program yang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat. Saat ini, salah satu fokus utama adalah ketahanan pangan dan gizi masyarakat.
Ia dan timnya aktif turun ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat secara langsung serta mensosialisasikan program pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber tambahan pangan dan ekonomi keluarga.
Tak hanya itu, dalam situasi darurat seperti bencana banjir, Heni bersama kader-kader PKK juga ikut terlibat dalam penyaluran bantuan.
Salah satu pengalaman yang membekas baginya adalah ketika turun ke Kelurahan Limbungan, Rumbai, Pekanbaru.
Beberapa wakti lalu, ia mendengar langsung keluhan warga bahwa bantuan lebih sering diterima oleh masyarakat yang tinggal di jalan utama, sementara mereka yang berada di bagian dalam sering terabaikan.
Berkat informasi dari kader-kader PKK, bantuan pun akhirnya dapat disalurkan dengan lebih merata.
Bagi Henny, menjadi perempuan bukan hanya soal peran domestik atau mendukung suami. Lebih dari itu, perempuan harus memiliki wawasan luas, berdaya dan mampu memberi manfaat bagi sesama.
"Mari kita menjadi perempuan yang punya value. Kita berusaha memperkaya pengetahuan kita, dan jika memungkinkan, kita harus berkontribusi kepada masyarakat," pungkasnya.
Dukungan Orang Terdekat
Kesuksesan seorang pemimpin tak hanya lahir dari kerja kerasnya sendiri, tetapi juga dari dukungan orang-orang terdekat, terutama keluarga.
Henny Sasmita Wahid memahami betul peran tersebut. Sejak awal mendampingi Abdul Wahid, ia selalu berusaha menjadi pendukung dan penyemangat dalam setiap langkah suaminya.
"Bagi saya, kesuksesan suami bukan hanya karena istri, tetapi cukup banyak faktor lainnya, termasuk yang utama adalah karena adanya sosok ibunya, yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kemudian banyak orang-orang baik dan juga masyarakat, yang juga sangat berpengaruh," katanya.
Henny percaya bahwa figur seorang ibu sangat menentukan karakter seorang pria.
"Saya mungkin hanya mendukung dan mendampingi beliau sejak kami menikah, tetapi yang membentuk dan mendidik beliau sejak kecil tentu adalah ibunya," tambahnya.
Meski kini suaminya menjabat sebagai Gubernur Riau, Henny tetap menjalani perannya sebagai istri dengan penuh perhatian.
Ia memastikan bahwa komunikasi selalu terjaga, dan di tengah kesibukan mereka, ada waktu untuk berbincang serta berbagi pikiran.
Henny juga tetap menjalankan aktivitas-aktivitas yang membuatnya merasa lebih dekat dengan suami, salah satunya dengan memasak.
Walaupun mereka memiliki asisten rumah tangga, ia sesekali menyempatkan diri untuk turun langsung ke dapur, terutama jika suaminya menginginkan masakan tertentu.
Sebagai seorang istri, ibu, dan pemimpin organisasi perempuan di Riau, Henny menunjukkan bahwa perempuan bisa berperan dalam berbagai aspek kehidupan.
Ia ingin menjadi inspirasi bagi banyak perempuan lain, bahwa mereka bisa berdaya tanpa harus kehilangan esensi sebagai seorang istri dan ibu.
"Perempuan yang berdaya bukan berarti mengesampingkan keluarga. Justru, semakin kita memiliki wawasan luas, semakin kita bisa memberi manfaat lebih besar, baik untuk keluarga maupun masyarakat," tuturnya.
(Tribunpekanbaru.com/Alexander)