Karhutla di Riau

Luas Lahan Terbakar di Riau Tembus 79,81 Hektare, BPBD Ingatkan Bahaya Membuka Lahan dengan Membakar

Penulis: Syaiful Misgio
Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMADAMAN KARHTLA - Tim gabungan melakukan pemadaman dan pendinginan api Karhutla di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan pada Sabtu (19/4/2025) pekan lalu.
PEMADAMAN KARHTLA - Tim gabungan melakukan pemadaman dan pendinginan api Karhutla di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan pada Sabtu (19/4/2025) pekan lalu.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Provinsi Riau kembali menghadapi ancaman serius kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2025.

Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, total luasan lahan yang terbakar hingga saat ini telah mencapai 79,81 hektare.

Berdasarkan data dari BPBD Riau, tiga wilayah dengan tingkat kebakaran terluas adalah Kabupaten Bengkalis (31,20 hektare), Pelalawan (11,50 hektare), dan Siak (7,90 hektare). Sementara itu, daerah lain seperti Inhil, Meranti, dan Kampar juga melaporkan adanya luasan lahan yang ikut terbakar meski dalam skala lebih kecil.

Kepala BPBD Riau, M. Edy Afrizal, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, jika masyarakat tidak segera mengubah kebiasaan membuka lahan dengan cara membakar, angka kebakaran akan terus meningkat.

"Luasan lahan yang terbakar hampir menyentuh 80 hektar dalam empat bulan terakhir. Ini angka yang serius dan harus jadi perhatian semua pihak. Jangan pernah anggap sepele dampak dari pembakaran lahan," ujar Edy Afrizal, Minggu (27/4/2025).

Baca juga: Penutupan Jambore Karhutla 2025: Gubri Abdul Wahid Diarak, Kapolda Herry Tertawa

Lebih lanjut, Edy menegaskan bahwa tim reaksi cepat (TRC) BPBD, bersama TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran, dan masyarakat, terus dikerahkan untuk melakukan upaya pemadaman dan pendinginan di lokasi titik api. Namun, ia menekankan, pencegahan adalah kunci utama agar karhutla tidak terus meluas.

"Kami mengerahkan semua sumber daya untuk menekan karhutla, tapi usaha ini akan sia-sia kalau masih ada warga yang sengaja membakar lahan. Kami minta masyarakat peduli terhadap lingkungan. Membuka lahan tanpa membakar adalah pilihan terbaik," tegasnya.

Selain itu, BPBD Riau juga mengingatkan bahwa pembakaran hutan dan lahan merupakan tindakan yang melanggar hukum dan pelakunya dapat dijerat sanksi pidana berat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam upaya pencegahan, BPBD bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, dan relawan, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla, baik dari aspek kesehatan, ekonomi, hingga lingkungan hidup.

Edy juga mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, tidak hanya dengan tidak membakar lahan, tetapi juga dengan melaporkan apabila menemukan titik api atau aktivitas pembakaran ilegal.

BPBD Riau menegaskan komitmennya untuk terus melakukan patroli udara dan darat, pemantauan cuaca, serta penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran, guna menekan angka kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang Kuning ini.

"Peduli lingkungan bukan hanya slogan. Ini adalah aksi nyata untuk masa depan kita. Mari kita jaga Riau dari karhutla, demi udara bersih, demi keberlangsungan ekosistem, dan demi kehidupan generasi mendatang," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Berita Terkini