TRIBUNPEKANBARU.COM - Terungkap sudah alasan Yunus habisi nyawa Diva Febriani (15) anggota Paskibraka di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara.
Pelaku yang saat ini berusia 25 tahun adalah warga Desa Sikara-kara IV.
Yunus merupakan pria beristri dan juga tetangga korban.
Yunus secara keji menghabisi nyawa Diva Febriani di perkebunan sawit Desa Taluk, Kecamatan Natal, Madina.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi Selasa (29/7/2025) seusai Diva pulang latihan paskribraka.
Kasat Reskrim Polres Mandailing Natal, AKP Ikhwanuddin Nasution, mengatakan motif pelaku membunuh korban adalah untuk merampas sepeda motor dan melakukan tindak asusila.
“Motif pelaku diduga ingin merampas sepeda motor korban dan mencabuli korban," kata AKP Ikhwanuddin melalui pesan WhatsApp dikutip dari Tribunmedan.com, Sabtu (2/8/2025).
Namun saat menjalankan aksinya, korban melawan hingga pelaku membunuhnya.
"Saat korban melawan, pelaku panik dan menganiaya korban hingga meninggal dunia. Setelah itu, korban dikubur untuk menghilangkan jejak,” ucap AKP Ikhwanuddin.
Jasad korban ditemukan terkubur di areal perkebunan sawit, Kamis (31/7/2025) petang.
Pelaku Yunus ditangkap aparat Jumat (1/8/2025) pagi di rumah iparnya di Desa Bonda Kase setelah polisi dan Babinsa mengepung lokasi.
Sosok Yunus
Yunus tercatat sebagai warga Desa Sikara-kara IV, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Yunus tinggal bersama istri dan keluarganya tak jauh dari rumah orang tua korban, Diva Febriani.
Sehari-hari, Yunus dikenal hanya bekerja serabutan kadang menjadi buruh bangunan.
Yunus pun diketahui pernah menjadi petugas keamanan di PT RMM dan sudah lama berhenti.
Saat melakukan aksi pembunuhan, Yunus diketahui memiliki istri yang sedang hamil 7 bulan.
Sang istri pun sempat mencurigai gelagat Yunus yang tak biasa sesaat setelah peristiwa pembunuhan pada Selasa (29/7/2025) malam.
Yunus sempat kepergok istrinya pulang dalam kondisi tubuh penuh lumpur.
Kini Yunus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya mendekam di kantor polisi.
Kronologi Kejadian
Diva menghilang malam Selasa (29/7/2025) seusai latihan paskibraka untuk persiapan HUT RI ke-80.
Sejak magrib, ia tak pernah lagi pulang ke rumah.
Diva kemudian ditemukan tak bernyawa pada Kamis (31/7/2025) sore di area perkebunan kelapa sawit PT Mitra Santosa, Desa Taluk, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara.
Kondisi jasadnya begitu mengenaskan, sebagian tubuh terkubur di lubang bekas galian, sementara kepalanya tertutup ember bekas.
Sosok Diva merupakan siswi SMA asal Desa Sikara-kara IV, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Sementara pelaku bernama Yunus (25), warga Desa Sikara-kara IV.
Yunus sempat ikut bersama warga mencari Diva Febriani, ternyata ia adalah pembunuh gadis paskibraka tersebut.
Malam Selasa (29/7/2025), Diva pulang latihan Paskibraka untuk persiapan HUT RI ke-80. Namun sejak magrib, ia tak pernah lagi pulang ke rumah.
Kabar hilangnya Diva cepat menyebar di kampung.
Yunus pun muncul ikut pura-pura peduli membantu warga menyusuri jalan dan kebun sawit mencari korban.
Saat itu, tak ada satu pun warga yang curiga, apalagi mereka bertetangga.
Namun, tabir kelam mulai terkuak. Sekitar pukul 21.00 WIB malam itu rombongan Badan Perwakilan Desa (BPD) Sikara-kara 1 yang hendak membakar sarang tawon justru menemukan sepeda motor yang disembunyikan di kebun sawit milik warga.
Ketua BPD segera memberi tahu Satlinmas, lalu diteruskan ke Kepala Desa Sikara-kara 1, Pitoko GS.
Saat dicek, seorang warga mengenali motor Beat itu sebagai milik Diva Febriani.
“Betul, kami menemukan motor yang diduga milik Diva di areal kebun sawit,” ungkap Pitoko, Sabtu (2/8/2025).
Sejak itulah warga dan polisi mulai mencurigai Yunus.
Apalagi, keesokan malamnya, Rabu (30/7/2025), beredar cerita Yunus sempat pulang ke rumah dengan baju, badan, dan sepeda motor yang penuh lumpur.
Tensi di desa makin memanas. Yunus pun seperti tahu bahwa warga mulai menaruh curiga.
Kamis (31/7/2025) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, sejumlah warga Sikara-kara 1 melihat Yunus melintas mengendarai motor dengan gelagat mencurigakan. Ia tampak ketakutan, berusaha melarikan diri.
Warga yang geram mengejar. Seorang pemuda bahkan menendang motornya hingga Yunus terjatuh.
Namun Yunus masih berhasil bangkit dan kabur ke arah kebun sawit yang menjadi jalan satu-satunya menuju Desa Bonda Kase.
Benar saja, keesokan paginya, Jumat (1/8/2025), Yunus akhirnya ditangkap di rumah iparnya di Desa Bonda Kase.
Ia diamankan tanpa perlawanan setelah polisi dan Babinsa mengepung lokasi.
Tragisnya, Diva Febriani yang dicari Yunus bersama warga itu justru sudah ia bunuh sendiri malam saat korban pulang latihan paskibraka.
Diva ditemukan terkubur tanpa busana di lubang kebun sawit, Kamis (31/7/2025) sore.
Pemakaman Diva Diiringi Isak Tangis hingga 2 Kali Disholatkan
Langit Kecamatan Natal terasa lebih terik dari biasanya pada Sabtu (2/8/2025) siang itu.
Di sepanjang jalan lintas Desa Sikara-kara, ratusan pasang mata menatap lurus ke depan.
Berseragam Pramuka, mereka berdiri dalam barisan hening, membentuk pagar betis kehormatan di bawah matahari yang menyengat.
Mereka tidak sedang menyambut pejabat atau merayakan pawai. Mereka menanti kepulangan terakhir seorang kawan.
Keheningan itu pecah seketika saat iring-iringan mobil ambulans yang membawa jasad Diva Febriani (15) perlahan melintas.
Isak tangis yang tertahan akhirnya tumpah, memecah udara, menyatu dengan duka ribuan warga dari berbagai desa yang datang untuk melepas kepergian gadis yang mereka kenal periang itu.
Diva telah pulang. Namun bukan kepulangan yang diimpikan.
Ia kembali bukan dengan senyum kemenangan usai bertugas, melainkan dalam keranda, usai hidupnya direnggut secara sadis oleh Yunus Saputra (23), dan jasadnya ditemukan terkubur di sebuah kebun sawit.
Sebagai siswi kelas X SMA Negeri 1 Natal dan anggota Paskibraka, ia tengah giat berlatih untuk tugas sucinya mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada perayaan HUT RI ke-80.
Langkahnya yang tegap dan semangatnya yang menyala adalah cerminan dari mimpinya.
Namun, mimpi itu kini terkubur bersamanya.
Suasana menjadi semakin mengharukan saat keranda jenazah tiba di masjid.
Rekan-rekan Paskibraka Diva, para pemuda dan pemudi yang seharusnya menjadi kawan seperjuangannya di lapangan upacara, kini berdiri dengan tatapan kosong.
Mereka tidak hanya memberi hormat. Dengan bahu yang bergetar menahan tangis, mereka melakukan tugas terakhir untuk sahabat mereka.
Tangan-tangan yang biasa berlatih mengibarkan bendera itu kini dengan sigap mengusung keranda Diva, mengantarkannya dari masjid hingga ke liang lahad.
Langkah tegap mereka kini berganti menjadi langkah duka, sebuah iring-iringan paling pilu yang pernah mereka lakukan.
Kecintaan warga pada Diva begitu besar hingga salat jenazah untuknya digelar sebanyak dua kali.
Pertama di Desa Sikara-kara IV, tempat tinggal orang tuanya, lalu yang kedua di Desa Sikara-kara Kampung.
"Teman-teman Paskibranya juga ingin menyalatkan. Mereka sangat kehilangan," jelas Husni, seorang warga setempat.
Pemakaman pun terpaksa dilakukan di TPU Desa Sikara-kara Kampung, bukan di desa asal Diva.
Banjir yang merendam pemakaman di kampungnya seolah menjadi pertanda bahwa alam pun turut berduka.
Selain itu, selama masa latihan, Diva memang tinggal di rumah kakaknya di Sikara-kara Kampung, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kedua desa tersebut.
Sekitar pukul 14.00 WIB, diiringi doa dan air mata yang tak henti mengalir, jasad Diva akhirnya menyatu dengan bumi.
Diva Febriani ditemukan tewas pada Kamis (31/7/2025) dalam kondisi mengenaskan.
Siswi kelas X itu saat ditemukan dalam kondisi terkubur dan kepalanya ditutupi ember bekas di sebuah kebun sawit di Desa Taluk.
Sebelum ditemukan tewas, Diva sempat dinyatakan hilang pada 29 Juli 2025.
Belakangan diketahui Diva menjadi korban pembunuhan yang dilakukan Yunus Saputra.
Yunus tega menghabisi korban diuga ingin menguasai sepeda motor korban dan juga hendak merudapaksa korban.
Kini pelaku sudah dibekuk oleh pihak kepolisian setelah sempat melarikan diri.
Artikel ini telah tayang di Tribunmedan .
( Tribunpekanbaru.com )