TRIBUNPEKANBARU.COM - Jodoh, maut dan rezeki tak ada yang tahu. Sejatinya filoaofi tersebut sebagai anutan bagi kita semua terkait dnegan kuasa sang Pencipta.
Demikian juga dengan kejadian yang menimpa Marsma TNI Fajar Adriyanto. Pilot dari angkata Udara yang meninggal dunia usai insiden pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh di tempat pemakaman umum (TPU) Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: Daftar Tarif Listrik Terbaru, 4-10 Agustus 2025, Berlaku bagi Pelanggan Rumah Tangga, dan Bisnis
Ya, saat itu pesawat tersebut diterbangkan oleh Marsma TNI Fajar Adriyanto dan Roni sebagai Co-pilot. Namun, tragedi terjadi, ketika pesawat jatuh di pemakaman umum.
Dan Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia ssat akan dievakuasi ke rumah sakit.
Sosok Marsma TNI Fajar Adriyanto pun mendapat perhatian publik. Ia adalah seorang dengan dekasi yang sangat tinggi pada pekerjaannya.
Meninggal di Rumah Sakit
Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal dunia usai insiden ini.
“Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadyana dalam keterangan resminya.
Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”.
Dalam kariernya, ia pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.
Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003.
“TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, pantauan TribunnewsBogor.com, tidak ada aktifitas mencolok di RSAU dr. M. Hassan Toto.
Aktifitas berjalan terlihat normal dan tidak ada karangan bunga sama sekali.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, jenazah pilot Marsma TNI Fajar sudah dibawa ke rumah duka.