Berita Populer Riau

POPULER RIAU: Mahkota Emas Sultan Siak Dipamerkan & Riau Akan Punya Kodam 19/Tuanku Tambusai

Editor: Theo Rizky
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SULTAN SIAK - Mahkota Kesultanan Siak Sri Indrapura dipamerkan. Tiga pusaka agung milik Sultan Siak Sri Indrapura, berupa mahkota, pedang, dan medali akhirnya tiba di bumi Lancang Kuning, Rabu (6/8/2025).

Simbol itu berasal dari bahasa Arab.

Balaruh berarti pengakuan ruh atas keesaan Allah.

Tajalli bermakna pancaran ilham Tuhan kepada hamba-hamba pilihan.

“Maknanya sangat dalam. Mahkota ini adalah lambang keabsahan seorang raja. Bahwa ia adalah khalifah Tuhan di muka bumi, berkuasa secara adat dan Islam,” ujarnya.

Selain itu, mahkota juga dihiasi tiga bunga teratai atau seroja.

Dalam budaya Melayu, teratai melambangkan kesucian jiwa.

Meskipun tumbuh di lumpur, bunga ini tetap bersih dan mekar indah.

“Itulah gambaran pemimpin yang luhur. Tetap bersih meski berada di lingkungan yang buruk,” ujar Taufik lagi.

Mahkota megah ini dibuat pada masa Sultan Syarif Kasim I, menjelang penobatan Sultan Syarif Hasyim pada tahun 1864.

Kini, mahkota tersebut menjadi pusaka kerajaan yang dilindungi, dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Tak Benda Nasional.

“Mahkota ini bukan sekadar benda bersejarah. Ia adalah warisan spiritual, kebudayaan, dan simbol kekuasaan yang sah. Pusaka yang sangat langka dan harus terus kita jaga,” kata Taufik. 

Sejarah dan Makna Mahkota

  • Mahkota ini dikenakan oleh Sultan Siak sebagai lambang kekuasaan, kemuliaan, dan legitimasi kerajaan.
  • Dibuat pada abad ke-19, mahkota ini menjadi simbol warisan budaya Melayu yang sangat berharga.
  • Pada tahun 1945, Sultan Syarif Kasim II menyerahkan mahkota ini kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia2.

Bahan dan Desain Artistik

  • Terbuat dari emas murni seberat 1.803,3 gram.
  • Dihiasi berlian, rubi, zamrud, dan mutiara.
  • Ukuran: diameter 33 cm, tinggi 27 cm.
  • Menggunakan teknik filigree (kerawang), yaitu motif sulur dan bunga yang dibuat dari kawat emas tipis yang dipilin dan disatukan secara manual3.
  • Di bagian kening terdapat inskripsi Arab bertuliskan “mahkota emas”.

Status dan Lokasi

  • Mahkota ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 248/M/2013.
  • Selama lebih dari 80 tahun, mahkota disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
  • Pada Agustus 2025, mahkota dibawa kembali ke Riau untuk dipamerkan dalam rangka Hari Jadi ke-68 Provinsi Riau.

Nilai dan Keistimewaan

Diperkirakan bernilai lebih dari Rp1 triliun karena bahan dan nilai sejarahnya.

Mahkota ini bukan sekadar benda, melainkan lambang marwah dan jati diri masyarakat Melayu Riau.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono/Rizky Armanda)

Berita Terkini