Baru Umumkan Anak Gajah Yuni yang Mati 4 Bulan Lalu, Alasan BBKSA Riau Tunggu Hasil Tes Laboratorium

Penulis: Rizky Armanda
Editor: M Iqbal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK GAJAH - Dievakuasi dari Desa Gunung Mulya, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, pada 10 Maret 2025, Anak Gajah bernama Yuni mati pada 11 April 2025 lalu.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kabar duka datang dari dunia konservasi di Riau. Anak gajah bernama ‘Yuni’, dikabarkan mati.

Anak gajah malang ini, sudah mati pada 11 April 2025 lalu. 

Namun, kematian anak gajah ini baru diketahui dan disampaikan pada hari ini, Selasa (12/8/2025), bertepatan dengan Hari Gajah Sedunia.

Diduga Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sebagai pihak yang berwenang, menutupi informasi kematian satwa dilindungi tersebut.

Karena berselang 4 bulan kemudian, baru kematiannya disampaikan.

Saat dikonfirmasi, Kepala BBKSDA Riau Supartono, membantah jika pihaknya menutupi kasus kematian gajah ini.

Dia beralasan, pihaknya menunggu hasil tes laboratorium.

“Gak ditutupi, kemarin kita menunggu hasil dari tes laboratorium. Karena 2 kali tes laboratorium,” sebutnya.

Anak gajah ini, sebelumnya dievakuasi dari Desa Gunung Mulya, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, pada 10 Maret 2025.

Meskipun berbagai upaya penyelamatan telah dilakukan, anak gajah betina tersebut dinyatakan mati kurang lebih satu bulan kemudian.

Supartono menjelaskan, serangkaian pemeriksaan telah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian.

Awalnya, tim medis berupaya menggabungkan kembali anak gajah dengan kelompoknya, namun tidak berhasil.

Setelah dievakuasi ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas dan PLG Sebanga, anak gajah tersebut menolak susu formula dan ditolak oleh induk gajah lain yang diharapkan dapat menjadi induk asuh.

"Berbagai upaya telah kami lakukan, termasuk memberikan nutrisi, cairan infus, dan elektrolit saat kondisi kesehatannya menurun. Namun, kondisinya terus memburuk hingga akhirnya dinyatakan mati,” katanya.

Untuk mengetahui penyebab pasti, tim medis BBKSDA Riau melakukan nekropsi (bedah bangkai) dan mengambil sampel organ penting untuk diuji di laboratorium.

Halaman
12

Berita Terkini